Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf optimis keberadaan pondok pesantren (ponpes) akan tetap eksis di era modern. Pasalnya, ponpes adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan selama 24 jam secara komplit, baik agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan.
“Jadi agamanya dapat, kecerdasan otaknya dapat, kemudian ditambah lagi dengan keterampilan. Itulah keunggulan ponpes dari sekolah formal” kata Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim saat Pelantikan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kabupaten Gresik, Selasa (3/10) malam.
Gus Ipul mengatakan, karena komplitnya pendidikan tersebut, keberadaan ponpes di era modern justru makin dicari oleh orangtua murid, bukan sebaliknya. Pendidikan ponpes dinilai mampu membuat orangtua tenang karena anaknya dibimbing oleh kiai dan ulama agar memiliki kedisiplinan, kepedulian, dan rasa gotong royong.
“Sekarang dimana-mana ponpes penuh dan jumlah siswa-siswi di madrasah meningkat pesat. Ini karena orang tua nyaman dan tenang menyekolahkan anaknya di ponpes” kata pria kelahiran Pasuruan itu.
Ditambahkan, ketenangan orangtua siswa itu sangat beralasan, karena dengan mengenyam pendidikan di ponpes selama 24 jam, para santri bisa lebih aman dan terhindar dari bahaya dunia luar, seperti narkoba, human trafficking, pergaulan bebas, dan lainnya.
Dorong NU Tingkatkan Kualitas Pendidikan Ponpes
Dalam kesempatan sama, meski keberadaan ponpes masih dicari, namun diharapkan NU terus meningkatkan kualitas pendidikan ponpes, salah satunya dengan melakukan metode Amati, Tiru, dan Modifikasi atau ATM dari ponpes lain yang lebih maju, serta dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi (TI).
“Kemarin saya meresmikan SMK milik NU yang belajar tanpa buku, jadi murid-muridnya belajar lewat tablet. Semua materi pendidikan sudah ada di tablet” katanya.
Dengan tablet tersebut, siswa tidak perlu lagi membawa banyak buku sehingga lebih praktis. “Semua kemajuan itu bisa membawa ponpes lebih besar lagi, dan lulusannya akan lebih hebat ” ujar pria yang gemar minum kopi Indonesia tersebut.
Kemajuan TI juga diperlukan NU, lanjut Gus Ipul, untuk menyebarkan informasi yang benar serta meng¬-counter berita yang salah terkait NU. Pasalnya, di media sosial, banyak berita-berita palsu alias hoaks yang meresahkan. “Lewat media sosial, NU bisa menyebarkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah alias Aswaja kepada masyarakat” pungkasnya. (rr)