SURABAYA, beritalima.com – Pembangunan industri di Jawa Timur menggunakan pendekatan ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan dikelola oleh masyarakat di daerah. Tujuannya agar dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim saat Rapat Paripurna Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017 di Gedung DPRD Jatim, Jl. Indrapura Surabaya, Rabu (8/11).
Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim mengatakan, pembangunan industri dengan pengelolaan sumber daya lokal yang baik akan dapat meningkatkan produktivitas wilayah secara umum. Pasalnya, kondisi tersebut akan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, potensi atau sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah merupakan kekuatan yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan daerah, mencapai tujuan pembangunan daerah dan pembangunan nasional secara umum.
Lebih lanjut disampaikan, pembangunan industri kecil dan menengah dinilai paling besar peranannya, tidak hanya untuk memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, tetapi juga untuk mendorong pembangunan daerah dan perdesaan. “Hal ini merupakan salah satu arahan dalam pembangunan industri skala kecil dan menengah yang dinilai sebagai sektor yang mampu mengatasi permasalahan ekonomi dan ketenagakerjaan di Indonesia,” ujarnya.
Di hadapan pimpinan dan anggota DPRD Jatim, Gus Ipul menegaskan, keberhasilan pembangunan industri menjadi salah satu faktor pengaruh keberhasilan pembangunan ekonomi. Berkembangnya kegiatan sektor industri akan memberikan sumbangan besar bagi keberhasilan pembanguan ekonomi, terutama dapat meningkatkan devisa, mendorong ekspor, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan.
Menyadari pentingnya pembangunan industri sebagai salah satu tolak ukur pembangunan ekonomi, lanjutnya, Pemprov Jatim menjadikan pembangunan sektor industri menjadi salah satu prioritas yang harus direncanakan dengan baik.
Bahkan Pemprov telah mencanangkan Jatim sebagai provinsi industri yang berbasis IKM atau UMKM, dengan salah satu strategi yang dilakukan dengan mengembangkan industri primer melalui mover tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industri yang memiliki nilai tambah lebih besar. “Ke depan, kita ingin menjadikan Jatim sebagai provinsi industri terdepan,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Gus Ipul juga memaparkan kondisi perekonomian dan industri di Jatim. Berdasarkan data BPS Jatim, kinerja perekonomian Jatim sampai dengan semester I tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 5,21 persen dengan nilai PDRB sebesar Rp. 977,29 triliun. Pertumbuhan ekonomi Jatim di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 5,01 persen pada periode yang sama dengan nilai PDRB Rp. 6.593,9 triliun. Bisa diartikan kontribusi Jatim sebesar 14,82 persen terhadap nasional.
Sedangkan pertumbuhan industri Jatim pada semester I tahun 2017 sebesar 4,73 persen di atas pertumbuhan industri nasional yang tumbuh sebesar 3,88 persen. Kontribusi industri Jatim terhadap nasional pada semester I tahun 2017 sebesar 21,2 persen. (RR)