SURABAYA, beritalima.com – Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di wilayah Jatim, Pemprov Jatim berkomitmen mengembangkan pengobatan tradisional. Komitmen tersebut didukung dengan adanya tim yang kompak, regulasi, anggaran, serta kampus yang mengembangkan pengobatan tradisional.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat menerima Tim Penilai Kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan Taman Obat Keluarga (Toga) dan Akupresur di Ruang Rapat Wagub Jatim Kantor Gubernur Jatim Jl. Pahlawan No. 110 Surabaya, Selasa (10/10).
Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim menjelaskan, komitmen pengobatan tradisional ini merupakan langkah preventif dan promotif utamanya di sektor kesehatan. Sebab promotif dan preventi dinilai lebih efektif dalam pembangunan kesehatan daripada metode kuratif maupun rehabilitatif.
“Kita lagi fokus pada preventif dan promotif di tiap unit pemerintahan sampai yang terkecil yaitu desa. Kalau hanya kuratif dan rehabilitatif uang berapapun pasti habis,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah bertanggung jawab dan mendorong aktif masyarakat dalam upaya pengembangan pengobatan kesehatan tradisional. Apalagi pengobatan tradisional sudah dimanfaatkan secara turun temurun.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, sebanyak 59,12 persen penduduk menggunakan jamu produk obat tradisional asli Indonesia dan 95,60 persen dari jumlah itu merasakan manfaat jamu. Sedangkan rumah tangga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional sebanyak 30,4 persen.
Melihat kondisi tersebut, lanjut Gus Ipul, Jatim telah mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional sesuai dengan Pergub tentang Perubahan Struktur Organisasi di OPD Jatim dengan dibentuknya Seksi Baru Pelayanan Kesehatan Tradisional di Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Prov. Jatim. Seksi baru ini untuk menangani pelayanan kesehatan tradisional di Jatim. Jatim juga memiliki pendidikan D3 Battra di Unair, D3 Akupuntur di Indrapura, dan di RS Soepraoen Malang.
Pemprov Jatim mengeluarkan regulasi pelayanan kesehatan tradisional seperti Perda No. 2 Tahun 2016 tentang Upaya Kesehatan, SK Gubernur tentang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Tradisional Empiris, SK Gubernur Tim Penyelenggara dan Tim Penilai Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Melalui Pemanfataan Toga dan Akupresur, Surat Edaran tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Selain itu, masyarakat diarahkan agar dapat melakukan kesehatan secara mandiri (asuhan mandiri) dan benar dengan memanfaatkan Toga.
Jatim Telah Bentuk Tim Pembina ke Kelompok Asuhan Mandiri
Di hadapan tim penilai, Gus Ipul menyampaikan, salah satu bentuk pembinaan pelaksanaan asuhan mandiri (asman) yakni dengan membentuk tim pembina ke kelompok asuhan mandiri dengan SK Gubernur. Tim pembina tersebut terdiri dari Dinas Pertanian Prov. Jatim, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Prov. Jatim, Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jatim, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Prov. Jatim, TP PKK Prov. Jatim Pokja III dan IV. Selain itu juga melibatkan Fakultas Vokasi D3 Battra Unair, dan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Jatim.
Jatim juga melibatkan mitra untuk kerjasama terkait pembinaan ke kelompok asuhan mandiri yakni dengan Asosiasi Pengobatan Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI) untuk memberikan pengetahuan tentang Toga, dan Perusahaan Jamu Iboe untuk memberikan pengetahuan dan inovasi ramuan.
Salah satu indikator RPJMD Pelayanan Kesehatan Tradisional Prov. Jatim, jelas Gus Ipul, adalah jumlah kelompok asuhan mandiri yang dibentuk sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan tradisional. Adapun target tahun 2017 sejumlah 10 kelompok, namun saat ini sudah terbentuk 16 kelompok.
Sementara itu, Tim Penilai Kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan Akupresur Siti Monawaroh, SKM, MSi menjelaskan, tim penilai telah melakukan penilaian pada beberapa asuhan mandiri pada kabupaten/kota di Jatim. Terdapat satu yang lolos masuk nominasi wilayah desa yakni Kelompok Asman Turi Putih Desa Kebon Agung, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.
Dalam kesempatan yang sama, ia bersama tim lainnya memverifikasi terhadap beberapa hal kepada Wagub Jatim maupun Kepala Dinas Kesehatan Prov. Jatim seperti sumber pembiayaan asman, MoU terkait dengan asuhan mandiri. (rr)