SIDOARJO, beritalima.com – Program Desa Melangkah diharapkan ikut menurunkan kemiskinan di Jatim. Penurunan kemiskinan masih merupakan pekerjaan rumah yang harus terus dikerjakan oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri Pembukaan Desa Melangkah 2017 di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Senin (8/5).
Ia mengatakan, yang menjadi persoalan serius saat ini, pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional. Tingkat pengangguran berada di bawah nasional. Sedangkan tingkat kemiskinan masih berada di atas nasional. Berdasarkan data per September 2016, tingkat kemiskinan di Jatim mencapai 11,85 persen dan nasional mencapai 10,70 persen. “Mari kita perbaiki dan mendiskusikan apa yang harus kita lakukan bersama untuk menurunkan kemiskinan di Jatim,” ujar Gus Ipul sapaan lekat Wagub Jatim.
Untuk itu melalui program Desa Melangkah ini, Gus Ipul meminta kepada kepala desa untuk membenahi desa masing-masing, serta memeriksa data rumah tangga miskin di daerah masing-masing.
“Kita periksa data rumah tangga miskin yang dimiliki oleh kepala desa, selanjutnya disinkronkan dengan data yang dimiliki BPS. Sehingga pemerintah dapat menentukan langkah konkret untuk menangani rumah tangga miskin di Jatim,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan khususnya berada di kategori decil satu seperti membenahi rumah tidak layak huni, membangun sanitasi, dan menyediakan air bersih.
“Ini yang penting untuk dilakukan bersama untuk memperbaiki rumah tidak layak huni, menghadirkan sanitasi komunal bagi masyarakat tidak mampu, dan siapkan air bersih,” imbuhnya.
Kebehasilan Jatim adalah Kumpulan Sukses Kab/Kota
Pada kesempatan yang sama, Gus Ipul mengatakan, keberhasilan yang diraih Pemprov Jatim adalah kumpulan kesuksesan kabupaten/kota se-Jatim. Mulai dari tingkat RT, RW, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi sendiri.
“Jadi kesuksesan Jatim adalah kerja bersama, kumpulan dari kesuksesan di kabupaten/kota. Begitu juga dengan kesuksesan kabupaten/kota adalah kumpulan dari kesuksesan desa. Jadi kalau desa maju, maka provinsi juga ikut maju,” tuturnya.
Gus Ipul juga mengapresiasi kepala desa yang terus berinovasi dan berkreasi utuk membangun desanya. Di tengah keterbatasan keuangan pemerintah, kreativitas dan inovasi dari kepala desa menjadi faktor penting dalam pembangunan di desa. “Semakin kreatif dan inovatif apalagi bisa menggalang dana non APBDes dan APBD, maka bisa membangun desa lebih baik lagi,” ujarnya.
Program pemberdayaan masyarakat desa yang diprakarsai oleh Jawa Pos dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah memasuki tahun kedua. Tahun ini, sebanyak 154 desa dari 12 kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo ikut berpartisipasi. Sedangkan Desa Melangkah 2016, yang bergabung hanya 66 desa dari 10 kecamatan. (**)