MALANG, beritalima.com – Perguruan Tinggi Swasta (PTS) diminta untuk terus menciptakan pendidikan yang berkualitas agar bisa menghasilkan lukusan yang berkualitas. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf pada acara Pelantikan Pengurus Wilayah, Komisariat dan Halal Bihalal Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) VII Jawa Timur di Aula BAU Universitas Muhammadiyah Malang, Senin (24/7).
Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim menjelaskan, saat ini Indonesia memasuki era digitalisasi, yang membutuhkan tenaga yang bisa menguasai teknologi dengan baik. Selain itu juga bersaing dengan kecerdasan buatan. Untuk itu, Gus Ipul menitipkan masa depan Jatim kepada APTISI Wilayah VII Jatim dengan menghadirkan perguruan tinggi yang bermutu.
“Kehadiran APTISI diperlukan utk saling membantu, mendukung peningkatan kualitas SDM di Jatim,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada PTS yakni dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia atau dosen dan riset.
“Kalau dosennya bagus, maka yang lain bisa ikut bagus dan mendukung proses belajar mengajar. Riset-riset juga perlu diperkuat,” kata Gus Ipul di hadapan para pengurus APTISI Wilayah VII Jatim.
Diakuinya bahwa PTS mempunyai peran yang cukup besar. Pada tahun 2016 lulusan perguruan tinggi se-Jatim yang diserap pasar tenaga kerja mencapai 80 persen. Target ke depan 99 persen lulusan bisa diserap pasar tenaga kerja.
Berdasarkan data yang diperoleh, di Jatim terdapat sebanyak 363 perguruan tinggi swasta yang bernaung di Kementerian Pendidikan Tinggi, dengan 18.088 dosen dan menampung sebanyak 565.309 mahasiswa. Dengan kata lain sekitar 70 persen mahasiswa sekolah di perguruan tinggi swasta.
Sedangkan di bawah Kementerian Agama terdapat sebanyak 130 Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) dengan 3.797 dosen.
PTS Diharapkan Tingkatkan Pengabdian Masyarakat
Gus Ipul juga berharap PTS ikut meningkatkan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini, PTS menyusun program bersama pemprov dalam rangka mengatasi masalah masyarakat miskin kelompok pertama atau decil satu.
“Jadi kita punya sekitar 1,2 juta KK atau 4,7 juta jiwa yang memerlukan perhatian serius. Mereka ini masuk dalam kategori miskin kelompok satu seperti rumahnya tidak layak huni, tidak ada sanitasi dan sarana air bersih. Juga pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan tidak terpenuhi,” jelasnya.
Kerja sama inilah, lanjut Gus Ipul, yang bisa dilakukan dengan Pemprov Jatim untuk menuntaskan kelompok miskin decil satu. “Ini menjadi prioritas untuk ditangani pemprov,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua APTISI Wilayah VII Jatim Prof. Dr. Suko Wiyono, SH, MHum. mengatakan tugas para pengurus yakni pengabdian untuk memperjuangkan eksistensi perguruan tinggi swasta, dan meningkatkan kualitas PTS utamanya melalui pengembangan sumber daya manusia. “Kita tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua APTISI Pusat Dr. Ir. H. M. Budi Djatmiko, MSi, MEI. menyampaikan, pihaknya akan mendukung siapapun kepala daerah yang mendukung eksistensi perguruan tinggi swasta. (rr)