PASURUAN, beritalima.com – Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Muhammad Subadar yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Besuk Pasuruan telah wafat pada Sabtu (30/7/2016), tetapi sosok dan ilmu agamanya tidak akan ikut wafat bersama jasadnya, karena akan diteruskan oleh para keluarga, murid dan santrinya.
“Kita semua sangat merindukan sosok KH. Muhammad Subadar,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri peringatan 100 Hari wafatnya KH. Muhammad Subadar, di PP. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Besuk, Kejayen Pasuruan, Jumat (11/11) malam.
Perasaan tersebut disampaikan Wagub Jatim yang biasa disapa Gus Ipul karena menurutnya KH. M. Subadar adalah seorang guru, panutan yang tidak pernah marah. Selain itu almarhum sebagai ulama tidak hanya mengajarkan akhlak, salah atau betulnya tindakan tetapi juga mengajar kesopanan, cara bertutur kata, kehalusan, kesemuanya dirangkum menjadi suatu keindahan.
“Saya tidak pernah melihat beliau marah, walaupun kita sedang berbuat salah,” kenang Gus Ipul. Karena ketika beliau menegur orang yang berbuat salah, kenangnya lebih lanjut, dengan cara mengkombinasikan ilmu agama, akhlak, kesopanan, kehalusan bertutur yang dirangkai secara indah, sehingga enak didengar dan menenteramkan.
Gus Ipul mengharapkan agar semua yang hadir, sebagai keluarga, murid KH. Muhammad Subadar meneruskan ilmu agamanya, kesabarannya, ke istiqomah annya. “Kita semua sangat mengharapkan tetap bersama dengan KH. Muhammad Subadar dunia akhirat.
Dan yang tidak akan pernah dilupakan Gus Ipul adalah almarhum sebagai Rois Syuriah PBNU, sampai diakhir hayatnya secara istiqomah mencurahkan tenaga dan waktunya mengawal keberadaan dan perkembangan Nahdlatul Ulama. (**).