Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf secara khusus memimpin Gema Takbir Akbar bersama ribuan masyarakat Surabaya dan Jatim.
Hal tersebut terlihat pada acara Takbir Akbar di Masjid Agung Surabaya (MAS), Selasa (5/7) malam.
Hasil sidang isbat menyimpulkan bahwa 1 Syawal 1437 Hijriah jatuh pada Rabu (6/7). Kegiatan takbir akbar ini sekaligus untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H.
Sebelum, takbir akbar digelar rangkaian kegiatan diawali dengan buka bersama dan penyerahan bingkisan sebanyak 200 paket sembako yang diwakili oleh sekitar 10 Panti Asuhan.
“Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar laaillahailallah huwawllah hu Akbar. Allahuakbar walillahilham,” ujar Gus Ipul yang terus melantunkan takbir akbar yang diikuti oleh jamaah yang hadir.
Gus Ipul sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa gema takbir ini memiliki dua hal penting bagi semua ummat yang beriman. Dua hal tersebut adalah kesedihan dan kegembiraan.
Hal pertama adalah kesedihan. Gus Ipul menjelaskan sedih yang dimaksud yakni bulan Suci Ramadhan yang telah dilalui selama 30 hari telah usai. Jika setiap muslim yang beriman mengetahui segala kehebatan di bulan ramadhan niscaya ia akan sedih karena Bulan Ramadhan akan berakhir.
“Kita sedih, karena kita ditinggal oleh bulan yang penuh kemuliaan. Secara sederhana sering diceritakan, bahwa pahala di bulan ramadhan dilipatgandakan,” ungkapnya.
Sementara itu hal kedua yakni kegembiraan. Sebagai ummat muslim yang taat, kita juga patut gembira karena kita dapat melaksanakan ibadah Ramadhan dengan kesehatan dan kekuatan yang cukup. “Mudah-mudahan kita dibahagiakan dan digembirakan berkat pahala dalam ibadah kita selama bulan ramadhan,” terangnya.
Pada dasarnya, ibadah di bulan ramadhan akan memotivasi dan mendorong kita untuk selalu terhubung dengan Allah SWT atau yang disebut dengan kesalehan individual. Terlebih, motivasi tersebut bisa diaplikasikan sesudah bulan puasa dengan melaksanakan ibadah yang sama seperti bulan ramadhan.
Menanggapi, aksi bunuh diri yang menewaskan banyak orang tak berdosa, Gus Ipul mengutuk dengan keras perilaku kejahatan tersebut. Sebagai ummat muslim di Indonesia, kita patut sedih adanya bom bunuh diri di Madinah dan beberapa kota lain di Indonesia.
Bom bunuh diri, merupakan tindakan keji dan tidak terpuji. Membunuh boleh dilakukan kepada orang yang melanggar perintah agama sehingga layak untuk dihukum. Tetapi, membunuh orang yang tidak bersalah dan orang yang tidak tahu apa-apa merupakan tindakan yang sangat kejam.
“Kita mengutuk, marah dan prihatin karena masih ada pihak-pihak yang ingin melukai sesama manusia. Bahkan dalam agama, Allah memerintahkan seorang untuk berzakat dengan tujuan untuk saling berbagi dan mencintai sesama. Semoga kita selepas bulan ramadhan ini, terbentuk sikap kesalehan secara individual dan sosial,” pungkasnya. (**)