JATIM, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf tidak bisa menyembunyikan rasa bangga dan bahagianya saat nonton bareng wayang kulit di Dukuh Kalitelo Desa Kaliasri Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang, Minggu (24/4) malam.
Perasaan tersebut terungkap karena melihat kenyataan bahwa wayang kulit, kesenian tradisional milik Bangsa Indonesia masih ditonton dan diminati bukan hanya oleh orang sepuh, tetapi juga dipenuhi para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa dan pelestari seni budaya bangsa.
“Pada malam hari ini saya sangat bangga dan bahagia, karena yang nonton wayang kulit bukan hanya orang sepuh, tetapi juga dipenuhi para generasi muda,” ungkapnya.
Melihat kenyataan itu, Wagub yang lebih kita kenal dengan panggilan Gus Ipul sangat optimis, bahwa wayang kulit merupakan seni budaya tradisional yang didalamnya mengandung tuntunan hidup, warisan para leluhur tidak akan pernah punah.
Bukan hanya itu, Gus Ipul juga menyatakan bahwa wayang kulit merupakan tontonan tradisional yang dapat memperkuat kebersamaan dan kesatuan bangsa. Dalam artian masyarakat secara bersama-sama berbaur dengan para pejabat, para kiai, guru agama, aparat keamanan, bersuka cita melihat wayang kulit yang dalam setiap lakonnya mengandung unsur tuntunan hidup.
“Wayang kulit merupakan tontonan tradisional milik Bangsa Indonesia, dan salah satu seni budaya pemersatu bangsa, mengajarkan kegotong-royongan. Tidak hanya sebagai tontonan, tetapi setiap lakon yang digelar selalu mengandung tuntunan hidup,” cetusnya..
Dikatakan bahwa kebersamaan merupakan salah satu upaya untuk menjadikan keadaan suatu daerah menjadi tenang, aman, dan nyaman. “Tenang, aman dan nyaman adalah kondisi yang meringankan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang masih dalam kondisi serba kurang,” ungkapnya.
Karena menurutnya, sampai saat ini hasil pembangunan yang dilaksanakan pemerintah masih banyak kekurangan. Misalnya masih banyak anak yang tidak bisa mendapatkan pendidikan dengan layak, masih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik, masih banyak pengangguran, masih banyak masyarakat miskin, masih banyak sarana jalan yang rusak dan lainnya.
Sebagai dalang pada malam itu Ki Enthus Susmon, kepala daerah atau Bupati Tegal Jawa Tengah yang berhobby mendalang, menggelar lakon “Wisanggeni Lahir” (**).