JAKARTA, Beritalima.com– Energi kreatif pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke termasuk generasi diaspora di luar negeri sangat potensial sehingga harus dikelola secara profesional menuju Indonesia maju era industri 4.0. un 2045.
Hal tersebut dikatakan anggota DPR RI dari Fraksi DI Perjuangan, H Muchamad Nabil Haroen kepada awak media di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28.10). Apa yang disampaikan wakil rakyat dari Dapil V Provinsi Jawa Tengah tersebut berkaitan dengan peringatan Hari Sumpah 2019.
Berdasarkan bonus demografi Indonesia jumlah generasi muda cukup besar, 68 persen atau sekitar 145 juta orang. Dicontohkan, saat berkunjung ke China, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Timur Tengah serta beberapa negara Eropa, ternyata banyak pemuda, yang sedang belajar, mengerjakan riset serta bekerja profesional di bidang teknologi, ekonomi, dan industri.
“Generasi diaspora itu perlu disapa. Sebab, sebagai anak bangsa, diaspora muda yang tersebar di luar negeri tersebut rindu bangsa ini untuk mengabdi kembali ke Indonesia,” ujar pria yang akrab disapa Gus Nabil itu.
Menurut Ketua Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa ini, para pemuda ini tidak ingin hanya diberlakukan sebagai angka statistik dalam tabel devisa, neraca ekonomi maupun angka-angka tenaga kerja. Mereka ingin mengabdi, dan ingin menjadi bagian untuk menumbuhkan energi Indonesia.
Apalagi, kata Gus Nabil, jumlah penduduk Indonesia tahun ini diproyeksikan sudah mencapai 266,91 juta jiwa, 134 juta laki-laki, sedangkan 132,89 juta perempuan. Penduduk usia muda dari jumlah angka ini, yakni 68 persen atau sekitar 145 juta orang dari total populasi.
Indonesia saat ini sedang menikmati menjadi masa bonus demografi, yang produktif lebih banyak daripada penduduk usia yang tidak produktif. Karena itu, bonus tersebut harus dikelola dengan baik, terstruktur dan terintegrasi menuju Indonesia kemajuan Indonesia di era industri 4.0 itu. “Semoga saja Mendikbud RI Nadiem Makarim bisa mengintegrasikan pendidikan, bonus demografi dan teknologi dengan industri,” demikian Muchammad Nabil Haroen. (akhir)