Jika ingin jadi pemimpin yang manfaat dunia akhirat
JAKARTA, beritalima.com – Bertempat di pondok pesantren Abdurahman Wahid sokotunggal Jakarta setelah selesai memberikan pengajian kepada santri dan jamaahnya Gus Nuril Arifin Husein atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Nuril kyai nyentrik yang identik dengan rambut gondrongnya itu berpesan kepada siapapun yang akan jadi pemimpin dimanapun tempatnya dan posnya agar meneladani sikap salah satu muassis NU Simbah Romo KH WAHAB CHASBULLAH pondok pesantren tambak beras Jombang.
Gus Nuril mengatakan bahwa Mbah Wahab chasbullah adalah bapak otonomi daerah, ya beliau yang menyusun dan menata NU dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang sampai tingkat dusun sekalipun.
Jadi sebelum ada UU otonomi daerah pasca reformasi, jauh sebelum Indonesia merdeka NU sudah menerapkan otonomi daerah.
Hal tersebut sangat luar biasa, ini baru saya kupas satu saja kelebihan dan jasa dari para muasis NU pada negeri ini, manfaatnya masih bisa kita rasakan sampai detik ini, dan akan masih sangat relevan untuk terus dilaksanakan. Itu baru satu dari satu orang muassis NU, satu saja kita kupas bisa jadi tulisan satu lemari, apalagi jika semuanya, tutur Gus Nuril.
Almarhum bapak bangsa Mbah Gus Dur juga meninggalkan warisan banyak pemikiran sangat berharga bagi NU, juga dengan KH ma’ruf amin dan KH said Aqil Siroj, sudah sangat bagus.
Dan ketika ditanyai perihal siapakah yang paling pantas memimpin NU di masa yang akan datang, Gus Nuril mengatakan siapapun yang layak memimpin NU maka dia pasti mumpuni, bukan yang tiba tiba masuk NU, bukan yang tiba tiba sowan kyai kyai sepuh NU, bukan yang tiba tiba berbaiat Thoriqoh, mosok ya NU anyaran kok mau jadi pengurus PBNU… itu kan lucu candanya diiringi dengan senyum dan tawa khas beliau.
Ponpes Lirboyo, ponpes Ploso, ponpes Tebuireng, ponpes Langitan, ponpes Genggong, ponpes Buntet, ponpes Nurul Jadid, ponpes Tegal Rejo, ponpes Krapyak, ponpes Mlangi, ponpes sokotunggal, ponpes MIS, MUS, dan Al Anwar Sarang, dan pesantren pesantren NU lainya tidak kekurangan ulama’ yang mumpuni untuk menjadi nakhoda NU di masa depan, jadi tidak perlu lah orang orang anyaran apalagi pernah berbaiat kepada ISIS/khilafah menjadi pengurus PBNU dimasa depan. Mereka belajar Islam yang benar dulu, belajar nahwu, shorof, Mantiq, balaghoh, ma’ani, antropologi Islam, sejarah Islam bisa sampai ke Nusantara dulu lah, belajar jadi santri NU dulu baru kelak kalau sudah paham baru layak untuk menjadi pengurus PBNU, kata Gus Nuril mengakhiri wawancara. (W.W.N)