JAYAPURA – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Oria Genyem yang dalam pembangunananya menelan anggaran senilai 700 Milyar, kondisinya saat ini tidak bisa maksimal di operasikan.
Manager PT. PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, Yohanes Sukrislismono mengakui bahwa tidak maksimalnya pembangkit yang dibangun sejak 2009 dan selesai tahun 2011 itu, hingga awal dioperasikan mengalami kendala.
“700 Milyar untuk bangun PLTA Oria, namun kondisinya saat ini speifik banget, tidak bisa dimaksimalkan, manakala hujan maka debit air akan banyak namun membawa material lumpur ke aliran air yang menuju turbin, hingga harus dikeruk menggunakan eksavator, sedangkan kalau kemarau airnya habis samasekali, hingga tidak bisa dioperasikan,” ujar Yohanes, Rabu (25/5/2016).
Diakui pihaknya juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi masalah kondisi air tersebut.”Kalau masalah itu kami tidak apa – apa,”lanjutnya.
Tambahnya, saat ini pihaknya berupaya untuk melakukan perbaikan atas satu buah mesian turbin yang rusak akibat pada beberapa waktu lalu pihaknya mencoba untuk mengoperasikan turbin tersebut.
“Beberapa waktu lalu mesin satu kita paksakan untuk beroperasi, dan akibat lumpur, sampai mesian yang rusak, namun mesinnya saat ini sudah datang dari cina dan sudah dipasang,” katanya.
Seharusnya, jika PLTA Oria Genyem dapat beroperasi dengan baik, maka akan mampu menghasilkan daya sebesar 20 MW, yang dihasilkan dari dua buah turbin. Namun akibat terkendali debit air yang menggerakkan turbin tidak baik maka saat ini hanya bisa menghasilkan daya sebesar 6 MW saja. (Edy Siswanto)
Caption foto : Exsavator saat mengeruk lumpur saluran air penggerak Turbin di PLTA Oria