JAKARTA, Beritalima.com| Bangsa Indonesia harus terus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam sikap dan mental selain adaptip terhadap perkembangan ilmu teknologi tanpa mengabaikan kearifan budaya nasional.
Dengan begitu, kata Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, Bangsa Indonesia semakin kuat dan berdaulat.
Bangsa Indonesia yang ada saat ini patut bersyukur karena tak perlu menunggu waktu lama mengibarkan bendara Merah Putih.
“Tak seperti para pejuang dan founding father yang butuh waktu ratusan tahun menghadapi penjajah. Rasa syukur itu harus diwujudkan dalam karya nyata. Salah satunya dengan menjadi manusia berbudaya, beradab dan berkualitas,” kata dia usai mengikuti upacara Proklamasi 17 Agustus, di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (17/8).
Politisi senior Partai Golkar ini bersyukur Bangsa Indonesia mempunyai ideologi Pancasila. Selama merdeka, Pancasila terbukti mampu menangkal gejolak perang saudara maupun perpecahan mendalam diantara sesama anak bangsa.
“Bahkan pada Pemilu lalu, ditengah gejolak dan serangan ideologi transnasional, Pancasila mampu menyelamatkan anak bangsa dari pertikaian yang berkepanjangan. Nilai-nilai Pancasila inilah yang harus kembali disebarluaskan serta ditanamkan dalam diri seluruh rakyat Indonesia,” tutur kata dia.
Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah itu menjelaskan, bagi Indonesia, manusia adalah aset yang tidak ternilai harganya. Tak seperti Jepang maupun negara lainnya yang saat ini tengah menghadapi krisis demografi, Indonesia justru diuntungkan dengan bonus demografi yang semakin meningkat.
“Kita berikan apresiasi terhadap visi Presiden Jokowi membangun SDM. Ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang menghadapi bonus demografi 2020-2030, dilanjutkan 2030-2040.”
Kala itu jumlah penduduk produktif berusia 15-64 tahun yang dimiliki Indonesia lebih besar, diprediksi sekitar 52 persen, dibanding usia non pruduktif dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini mengingatkan, besarnya jumlah penduduk usia produktif harus dibekali dengan kemampuan SDM yang mumpuni. Jika tidak, bonus demografi bukan menjadi berkah, tetapi dapat menjadi bencana.
“Persiapannya harus dimulai sejak saat ini. Mengingat bonus demografi itu diprediksi akan berakhir 2040, dimana jumlah penduduk lansia Indonesia akan bertambah 19 persen hingga 2045,” tutur Bamsoet.
Melalui persiapan matang yang dilakukan sejak dini, di usia ke-100 tahun kemerdekaan Indonesia, Bamsoet yakin seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi warga yang sejahtera.
Tidak ada lagi ketakutan ataupun kekhawatiran karena ketidakmampuan memenuhi urusan mendasar manusia. Seperti, sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
“Karena itu, dalam pembahasan APBN 2020, DPR RI dan pemerintah sepakat memangkas belanja barang agar anggaran yang ada bisa dimanfaatkan sebesarnya untuk pembangunan SDM.
“Targetnya, bisa menurunkan kemiskinan mencapai 8,9 persen, indeks pembangunan manusia 72,5 persen, gini ratio 0,75-0,78 persen, dan tingkat pengangguran terbuka 4,8-5,1 persen,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)