Jakarta, beritalima.com|- Hadapi momen Perayaan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Senator DPD RI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Mirah Midadan Fahmid, meminta pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan meningkatkan pengawasan terpadu terhadap manajemen arus transportasi mobilitas masyarakat, keamanan dan ketertiban, serta kestabilan ekonomi dan logistik.
“Momentum Nataru selalu diiringi dengan peningkatan aktivitas masyarakat yang signifikan, sehingga memerlukan kesiapsiagaan ekstra agar tidak menimbulkan persoalan sosial, ekonomi, maupun keselamatan publik,” ujar Senator Mirah (25/12).
Senator Mirah menilai NTB memiliki karakteristik khusus sebagai daerah kepulauan dan destinasi wisata unggulan. Lonjakan penumpang di bandara, pelabuhan, dan jalur penyeberangan laut kerap terjadi, terutama pada lintasan strategis seperti Lombok–Sumbawa dan kawasan wisata prioritas.
Jadi, ia menekankan pentingnya manajemen transportasi terintegrasi, mulai dari pengaturan jadwal, kesiapan armada, hingga mitigasi potensi penumpukan penumpang akibat cuaca ekstrem atau gangguan teknis.
“Transportasi adalah urat nadi mobilitas masyarakat saat Nataru. Pemerintah daerah harus memastikan seluruh moda transportasi darat, laut, dan udara berjalan aman, tertib, dan terkoordinasi. Jangan sampai masyarakat dirugikan oleh keterlambatan, penumpukan, atau lemahnya pengawasan keselamatan,” jelasnya.
Selain aspek transportasi, Mirah juga menyoroti pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Aktivitas perayaan, meningkatnya arus wisatawan, serta mobilitas ekonomi yang tinggi berpotensi memunculkan gangguan kamtibmas jika tidak diantisipasi sejak dini.
Ia mendorong sinergi kuat antara pemerintah daerah, TNI, Polri, serta aparat desa dan kelurahan untuk memastikan situasi tetap kondusif selama masa libur panjang.
“Pendekatan persuasif dan humanis tetap perlu diutamakan, namun harus diiringi dengan kehadiran negara yang tegas dalam menjaga ketertiban. Pengamanan di pusat keramaian, kawasan wisata, rumah ibadah, dan jalur transportasi harus dilakukan secara proporsional agar masyarakat dapat merayakan Nataru dengan rasa aman dan nyaman,” tambahnya.
Di sisi lain, Mirah mengingatkan stabilitas ekonomi dan logistik tidak boleh luput dari perhatian. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa periode Nataru kerap diiringi kenaikan harga kebutuhan pokok, gangguan distribusi barang, serta spekulasi di tingkat pasar.
Ia meminta pemerintah daerah bersama instansi terkait untuk memastikan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan pengawasan harga agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
“Koordinasi dengan BMKG, BPBD, dan instansi teknis lainnya perlu dioptimalkan agar informasi cuaca dan peringatan dini dapat tersampaikan dengan cepat dan akurat kepada masyarakat, terutama pengguna transportasi dan pelaku wisata,” ungkap Mirah mengingatkan.
Jurnalis: rendy/abri








