SURABAYA, beritalima.com | Menjalani pendidikan yang tinggal 136 hari di Akademi Angkatan Laut (AAL), Taruna AAL Tingkat IV Angkatan ke-65 harus segera menyiapkan diri untuk menghadapi pembuatan Skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan AAL.
Hal tersebut disampaikan Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M. saat memberikan pengarahan didepan para Taruna tingkat akhir di gedung R. Soebijakto, Mako AAL, Bumimoro, Surabaya, Senin (2/3).
“Dari 136 hari itu masih dipotong kalian harus melaksanakan latihan magang di KRI dan Latsitardanus yang membutuhkan waktu masing-masing sekitar satu bulan, dengan waktu yang sedikit itu jauh-jauh hari saya mengingatkan kepada para Taruna juga kepada para pembimbing untuk menyelesaikan tugas Skripsi tersebut,” kata Gubernur AAL.
Orang nomor satu dijajaran AAL ini mengingatkan kepada para Taruna untuk penyelesaian penulisan skripsi ini sepenuhnya diserahkan kepada kedewasaan para Taruna.
“Untuk Skripsi secara penjadwalan dan secara waktu penyelesaian secara spesial memang tidak ada, yang ada adalah waktu awal untuk menentukan judul dan jadwal/waktu bimbingan bagi kalian, untuk penyelesaiannya tergantung manajemen waktu para Taruna”, tegas Gubernur AAL.
Gubernur AAL menegaskan bahwa Pembimbing Taruna adalah representatif dari lembaga Akademi Angkatan Laut, jangan ada Taruna karena tidak merasa mengerjakan Skripsi jauh-jauh hari, kurang satu minggu langsung disodorkan minta tanda tangan.
“Hal itu harus ditiadakan, selama ketemu sama saya, Taruna yang bersangkutan bisa tidak lulus,” tegas Gubernur AAL.
Menurutnya, ketegasan yang dilakukan lembaga selama ini adalah untuk menghantarkan para Taruna dapat lulus pendidikan dan dapat mengikuti Praspa dalam beberapa waktu lagi.
Karena kelak lanjutnya, kalian dalam melaksanakan tugas tidak mungkin tanya sama Gubernur, sama Danmen, sama pembimbing maupun tanya sama orang tuamu, tetapi kalian sendiri yang akan memutuskan, disinilah kalian dilatih belajar untuk mengambil keputusan, disinilah kalian dilatih belajar untuk menjadi pemimpin, disinilah kalian dilatih belajar untuk kreatifitas.
“Kalau berbuat salah disinilah tempatnya, karena di lembaga ini tempat kalian belajar dan berlatih, akan tetapi di medan penugasan harus benar, karena resiko yang kalian ambil dalam keputusan tersebut bukan hanya berdampak kepada dirimu sendiri namun juga berdampak kepada organisasi yang besar, juga kepada anak buahmu,” pungkasnya.