Hadi Dediyansyah Bahas Sila-sila Pancasila Sebagai Pilar NKRI

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com|
Wakil ketua DPD partai Gerindra Jatim Hadi Dediyansyah SPd MHum, memaparkan pentingnya memahami sendi-sendi yang tertuang dalam Pancasila. Karena Pancasila merupakan rumusan dari sila-sila Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila juga diyakini sebagai cikal bakal dalam mempertahankan dan menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Penjelasan tersebut disampaikan oleh anggota DPRD provinsi Jatim ini kepada peserta wawasan kebangsaan (WasBang) yang dihelat di hotel Tunjungan, Surabaya.

“Mengapa saya mengambil tema mengembangkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila yang meskipun setiap upacara kita bacakan, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak hafal Pancasila. Ada penyanyi dangdut yang tidak hafal Pancasila, ada ketua DPRD Kabupaten Lumajang juga tidak hafal Pancasila. Bagaimana kita memahami makna dari Pancasila jika kita tidak hafal butir-butir yang terkandung dalam Pancasila,” terang Cak Dedy, panggilan akrab Hadi Dediyansyah.

“Dalam konteks wawasan kebangsaan ini mengingatkan kembali bahwa Pancasila itu merupakan fundamental negara Republik Indonesia, dasar negara dan ideologi bangsa. Jadi harus betul-betul dipahami sila-sila dalam Pancasila. Siapapun yang hidup di negara kesatuan Republik Indonesia, wajib mengetahui dan mengamalkan Pancasila,” sambung anggota komisi E DPRD provinsi Jatim ini.

Cak Dedy menambahkan bahwa pihaknya sengaja mengambil tema di butir-butir sila pertama jangan sampai yang beragama mayoritas mengatakan paling benar diantara minoritas, atau agama mengatakan paling benar terhadap pengaruh kepercayaan.

“Kalau kita melihat sejarah kembali pada masa lalu, bahwa Indonesia pada awalnya menganut Animisme itu paham yang menganut pada roh halus, kemudian paham Dinamisme yang menyembah benda-benda, seperti pohon Beringin, makam-makam kuno, patung dan lainnya.
Semua itu dijadikan Tuhan dan disembah. Peristiwa tersebut terjadi sebelum agama masuk ke Indonesia. Setelah agama masuk banyak juga yang menganut kepercayaan, makanya kalau Islam mengatakan bahwa Islam yang paling baik, itu bisa menyinggung perasaan masyarakat yang lain. Karena negara Indonesia ini dihuni oleh berbagai suku bangsa yang memiliki budaya dan agama yang berbeda-beda. Di dalam Al Qur’an
tertuang bagimu agamamu bagiku agamaku. Jadi kita harus menghormati agama dan kepercayaan orang lain, yang penting sama-sama saling menjaga kerukunan umat beragama, Bhineka Tunggal Ika,” lanjutnya.

Di dalam butir-butir Pancasila di sila pertama disebutkan bahwa Ke-Tuhan-an Yang Maha esa. Masyarakat pemeluk agama yang dilegalkan oleh pemerintah sesuai dengan undang-undang Dasar 45, adalah Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan mimbar kepercayaan.

“Untuk mencapai kebersamaan dengan saling menghargai, saling menghormati, tenggang rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. Di sinilah letak kita memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Yang ke-3 persatuan Indonesia, artinya meskipun kita dipisahkan oleh ribuan pulau, perbedaan budaya dan agama, kita tetap satu Indonesia. Kemudian masuk sila ke-4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Di sini Indonesia pada hakekatnya adalah demokrasi, demokrasi Pancasila. Artinya oleh rakyat dan untuk rakyat, di demokrasi Pancasila yang memiliki suara penentu kebijakan adalah rakyat, satu suara menentukan untuk melangkah pada kebijakan yang membela rakyat Indonesia,” tambahnya.

Cak Dedy mengungkapkan bahwa pada butir sila ke-lima, adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Makna tersebut menunjukkan bahwa negara akan bersikap adil, bijaksana, mengutamakan kesejahteraan rakyat, memprioritaskan kepentingan rakyat, dan membela rakyat dengan bersikap adil dan tidak membedakan dalam mengambil kebijakan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam bersikap, dalam hukum dan dalam berperilaku.

“Jika kita semua memahami, menerapkan pola pikir dan perilaku kita sesuai dengan sendi-sendi yang tertuang dalam Pancasila, maka negara kita tidak mudah diprovokasi, tidak mudah diadu domba. Dengan mengutamakan kebersamaan, kerukunan dan persatuan, bangsa Indonesia akan lebih cepat maju menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait