Jakarta, beritalima.com| – Sejumlah pengamat Pendidikan, akademisi, memberikan hadiah sebuah buku kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, berjudul Pendidikan Bermutu untuk Semua, belum lama ini diluncurkan di Jakarta (27/10).
Buku yang diterbitkan oleh Kompas ini, ditulis sejumlah pihak, seperti Mike Hardy, Haryatmoko, Haidar Bagir, Alissa Wahid, Doni Koesoema A, Rhenald Kasali, Ki Saur Panjaitan XIII, Ismail Fahmi, Yuli Rahmawati, Ki Darmaningtyas, Maila Dinia Husni Rahiem, Stephanie Riady, Suyanto, Syamsir Alam, dan Sri Widuri.
Ulasan dalam buku meliputi tema: 1) Penguatan Pendidikan Karakter; 2) Reformasi Peran dan Tata Kelola Guru; 3) Catur Pendidikan & Partisipasi Semesta; 4) Pembelajaran Mendalam; 5) Tes Kemampuan Akademik; 6) Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Berkeadilan; 7) Penguatan Budaya STEM.
Pembahasan tersebut sejalan dengan Visi Kemendikdasmen soal Pendidikan Bermutu untuk Semua. Visi ini bukan hanya slogan, tapi amanat konstitusi dan perundang-undangan, seperti diutarakan Mu’ti dalam berbagai forum.
Sejalan dengam visi tersebut, program-program strategis Kemendikdasmen sejalan dan menyatu utuh dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada poin pertama dan keempat yang menekankan pembangunan manusia dan pendidikan berkualitas.
Ketua tim kordinator penghimpun dan penyunting Buku Khelmy K. Pribadi menyampaikan, buku ini didedikasikan atas kiprah Abdul Mu’ti dalam bidang pendidikan. Mike Hardy, sahabat Mu’ti dalam prolog menekankan hubungan pendidikan agama dan pluralisme. Mike menilai Mu’ti meneletakkan pentingnya kurikulum inklusif.
“Program transformasi yang dilakukan oleh Kemendikdasmen, disuguhkan satu peta jalan yang komprehensif dan berpihak, hal itu tidak bisa dilepaskan dari pikiran Abdul Mu’ti,” sebut Haidar Bagir.
Yang menarik dalam acara ini, hadir tiga Menteri Pendidikan sebelumnya, yaitu Wardiman Djojonegoro [Menteri Pendidikan & Kebudayaan 1993-1998], Mohammad Nuh [Menteri Pendidikan Nasional 2009-2014] dan Muhadjir Effendy [Menteri Pendidikan & Kebudayaan 2016-2019].
Jurnalis: abri/dedy
