SURABAYA, beritalima.com | Tepat di hari kelima bulan suci Ramadhan 1442 H, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menghadiri undangan silaturahmi dan buka puasa bersama Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jatim.
Acara yang mengawali Kajian Ramadhan 1442 H dengan tema “Hidup Pasca Pandemi” tersebut diadakan di Kantor PW Muhammadiyah Jatim di Gayungan, Surabaya, Sabtu (17/4) sore.
Dalam sambutannya, Wagub Emil menyampaikan, bahwa Ramadhan kali ini merupakan momen detoksifikasi lahir dan batin. Dimana semua orang harus menahan diri, utamanya dari kegiatan tahunan yang sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, yakni pulang kampung atau mudik.
“Berpuasa memberikan efek detoksifikasi. Ini termasuk detoksifikasi fisik, batin, dan bahkan sosial politik. Kata kuncinya satu, menahan diri. Dan ini juga utamanya berarti menahan diri dari mudik,” tegasnya.
Dirinya mengatakan, meski Indonesia telah menghadapi pandemi selama 1 tahun, proyeksi dari pengalaman tersebut tidak ada yang bersifat empirik dan faktual 100 %. Itulah mengapa langkah yang diambil Pemprov Jatim tidak semuanya bisa diaplikasikan pada beragam situasi.
“Konteks situasi di masa pandemi ini berbeda-beda. Bisa saja langkah A dapat diterapkan di situasi A, tetapi tidak di situasi B,” kata Emil mencotohkan.
Dirinya pun mengatakan, dalam hal seperti sekarang ini banyak ide yang harus melalui proses panjang sebelum akhirnya Pemprov Jatim mengambil langkah. Tetapi melalui pemikiran yang matang lewat hasil pengalaman selama setahun, reaktivasi kegiatan sosial di bulan suci Ramadhan dapat kembali dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu tak termasuk kegiatan mudik Bersama.
“Izin untuk kegiatan sosial seperti buka puasa bersama dan tarawih di bulan Ramadhan ini diberikan karena konteks situasinya berbeda. Masker, pelaksanaan vaksinasi, kesadaran publik, kita sudah punya pengalaman satu tahun sehingga lebih punya persiapan. Akhirnya ada threshold dimana pihak Pemprov Jatim memberikan suatu trust dan izin,” jelasnya.
Menanggapi larangan mudik dan alasannya, mantan Bupati Trenggalek ini menegaskan, permasalahan tersebut ada pada kurangnya pengalaman menghandle pergerakan orang dalam jumlah besar. Pada saat long weekend saja, lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Timur meningkat drastis hingga nyaris menginjak angka ribuan per hari.
“Memang sudah ada vaksin, tetapi vaksinasi berjalan bukan untuk membuat kita lepas dari pandemi. Tujuan utamanya adalah memberi perlindungan,” ungkapnya.
Emil Dardak pun mengapresiasi PW Muhammadiyah yang sangat berjasa dalam memberikan pertimbangan seputar permasalahan peribadatan di masa pandemi.
“Pemprov memiliki mitra yang baik ketika menetapkan kebijakan terkait ibadah. Seperti di awal pandemi, saat menetapkan bagaimana kita harus sholat jumat, tarawih, menjalankan pendidikan, kami memiliki mitra yang luar biasa yakni PW Muhammadiyah Jatim, dengan pandangan yang objektif dan kritis,” tegasnya.
Untuk itu, Emil mengajak untuk memaksimalkan silaturahmi. Pasalnya, lembaga-lembaga pendidikan di Jawa Timur dan juga milik Muhammadiyah akan mulai melakukan aktivitas kampus dan sekolah tatap muka. Diperkirakan, pelaksanaannya akan dimulai sekitar Juli 2021.
“Mari kita perkuat silaturahmi kita, sehingga setelah Ramadhan dan lebaran, saat tahun ajaran baru dimulai, kita bisa menjalani reaktivasi kegiatan sosial-ekonomi masyarakat. Ini tentunya membutuhkan gotong royong dan kerjasama,” pungkasnya.
Sambutan Wagub Emil ditutup oleh kajian senja dari mantan Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-14 Din Syamsuddin. Turut hadir pula Ketua PW Muhammadiyah Jatim KH. Saad Ibrahim, dan Ketua PW Aisyiyah Jatim HJ. Dalilah Candrawati.(*)