JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan Maluku merupakan bagian penting dalam proses panjang Bangsa Indonesia mengisi dan menata kemerdekaan. Dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 19 Agustus 1945, dicapai kesepakatan pembagian wilayah Indonesia dalam delapan bagian (provinsi). Salah satunya Maluku yang dipimpin Gubernur Johannes Latuharhary. Provinsi lainnya yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, dan Sunda Kecil.
Sebelum kemerdekaan, Maluku juga memainkan peranan penting melalui Jong Ambon dengan tokoh utamanya Johanes Leimena yang ikut di dalam panitia Kongres Pemuda II. Menghasilkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Kini dimasa mengisi kemerdekaan, Maluku diberkahi berbagai kekayaan sumber daya alam. Potensi pertambangan antara lain Emas di Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku, dan Pulau Romang. Mercuri di Pulau Damar, Perak di Pulau Romang, Logam Dasar di Pulau Haruku dan Nusalaut, Kuarsa di Pulau Buru, Minyak Bumi di Bula (Pulau Seram), Laut Banda, dan Kepulauan Aru. Serta cadangan minyak di Maluku Barat Daya, dan Mangan di Laut Banda.
“Karena itu, tokoh Maluku sangat layak diberikan kesempatan menjadi bagian dalam kepemimpinan nasional, sebagai menteri maupun pejabat publik lainnya. Sehingga berbagai potensi kekayaan sumber daya alam di Maluku bisa dimanfaatkan sebesarnya untuk kemakmuran masyarakat Maluku,” ujar Bamsoet dalam Kongres I Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM), di Jakarta, Selasa (22/8/23).
Turut hadir antara lain, Ketua Umum FPMM Umar Kei, Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) Murad Ismail, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito Ariotedjo, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali, Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi, Anggota DPD RI Fahira Idris, Sultan Tidore ke-37 Husain Alting Syah, serta Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, penyelenggaraan Kongres I FPMM menjadi inisiasi kolektif menggerakan segenap pemikiran untuk melakukan konsolidasi pemuda-pemuda muslim Maluku sebagai bagian dari langkah-langkah kebangsaan menuju Indonesia Emas 2045. Mengingat perjalanan bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2045 tidak hanya diwarnai semangat dan optimisme semata, melainkan juga realitas tantangan kebangsaan yang muncul dengan berbagai dimensinya.
“Karenanya, kejayaan menuju Indonesia Emas tahun 2045 harus dipersiapkan dari sekarang. Salah satu kunci utamanya adalah melalui pemahaman nilai kebangsaan. Karena itu, FPMM harus dapat menjadi bagian dalam mempelopori aktualisasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-sehari,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, sebentar lagi bangsa Indonesia akan menghadapi Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Sebagai pesta demokrasi yang rutin diselenggarakan setiap lima tahunan, akan berlangsung anak-anak terbaik bangsa beradu ide dan gagasan terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negara. Di pesta demokrasi itu pula akan didapatkan pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang berpihak pada rakyat.
“Karenanya, Pemilu dan Pilkada Serentak tahun 2024 harus disambut dan dihadapi dengan penuh optimisme dan hati yang berbahagia. Semua komponen bangsa memiliki tanggungjawab besar dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa,” pungkas Bamsoet. (Ulin)