SURABAYA, Beritalima.com |
Salah satu dosen muda Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (UNAIR) berani unjuk gigi dalam P4G Seoul Summit 2021. Adalah Annisa Pramatasari, S.Hub.Int., M.Sc., yang berhasil mendapat Awardee Global Youth Climate Challenges (GYCC) di Korea Selatan pada 22-26 Mei lalu.
Mewakili Indonesia, Icha sapaan akrabnya, menceritakan bagaimana kala itu dirinya berkumpul dengan pemuda dari berbagai negara lain untuk mendiskusikan ide kampanye maupun business project yang ditujukan bagi upaya pelestarian lingkungan dan iklim.
“Kami dibagi dalam enam tim. Tim saya beranggotakan mahasiswa S2 dari Amerika Serikat, United Kingdom, Filipina, India, Denmark, Korea Selatan, Rusia, hingga Argentina. Kala itu mengangkat tema marine and river dan mengajukan ide Wateriffic,” terang dosen Masyarakat Budaya Politik Korea Selatan itu.
Wateriffic sendiri ditujukan untuk mengurangi sampah plastik di perairan melalui sinkronisasi logo recycle. Sementara itu, salah satu bagian dari ide projek itupun menyoroti gerakan Zero Waste, ide yang Icha ajukan saat pengajuan seleksi GYCC.
Ide tersebut sebenarnya berangkat dari kebiasaan Icha dalam mempraktikkan konsep Zero Waste baik di kehidupan sehari-hari maupun mengkampanyekannya di sosial media.
“Meski tidak memiliki latar belakang riset tentang lingkungan, namun apa yang saya praktikkan dan kampanyekan itu ternyata cukup untuk membuat saya terbang ke Korea Selatan,” imbuhnya.
Melalu berbagai proses penyusunan ide secara daring selama tiga minggu, Wateriffic pun ternyata berhasil menarik perhatian dari salah satu pihak yang juga memiliki ide serupa.
Icha turut menceritakan bahwa partisipasinya di GYCC 2021 membuatnya berkesempatan mengunjungi wilayah Demilitarized Zone (DMZ). Peserta GYCC kala itu diajak untuk menjelajahi hutan konservasi di dekat perbatasan Korea Utara-Korea Selatan yang memiliki biodiversitas tinggi.
Dalam acara itu, Icha juga berkesempatan untuk menerima langsung plakat penghargaan dari mantan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-Moon. P4G Seoul Summit sendiri memang menjadi forum internasional yang ditujukan untuk menjaring ide kreatif dan suara pemuda internasional dalam mendukung perlindungan alam dan iklim.
“Isu lingkungan dan iklim akan selalu menjadi tema yang menarik. Bagi kalian yang ingin berpartisipasi dalam forum semacam ini, kalian hanya perlu menunjukkan bagaimana pengetahuan dan perhatian besar kalian pada isu yang dibahas,” pungkasnya. (Yul)
Caption:
Dosen HI UNAIR Annisa Pramatasari, S.Hub.Int., M.Sc., saat menerima penghargaan partisipasi dari mantan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon.