BALI, beritalima.com | Ada empat kunci yang dapat memajukan daerah. Yakni pembangunan infrastruktur, perubahan pola pikir, koneksi lewat digital network, dan SDM berkualitas.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri U-Gathering alumni Theory U yang diprakarsai MIT. Acara tersebut diadakan di Three Mountains, Kura-kura Bali, Serangan, Bali, Kamis (17/11).
Dalam kesempatan tersebut, Wagub yang akrab disapa Emil itu menjelaskan, seseorang harus bisa melepaskan kecenderungan yang melimitasi kapabilitas untuk co-create dan berinovasi. Hal itu, menurutnya juga dapat diaplikasikan dalam skala besar, yaitu daerah.
“Saya bergabung di program ini pada 2017, saat saya masih menjadi Bupati Trenggalek. Daerah ini didominasi pedesaan dan termasuk kabupaten terjauh di Jatim. Ini menciptakan tantangan karena mereka yakin tidak akan bisa jadi kabupaten maju,” ucapnya.
“Tapi saat saya menjabat, saya tidak merasa kalau Trenggalek secara signifikan tertinggal di belakang. Maka saya punya harapan. Untuk bisa mewujudkan daerah yang maju kita butuh pembangunan infrastruktur, perubahan pola pikir, koneksi lewat digital network, dan SDM,” lanjut Emil.
Mantan Bupati Trenggalek itu kemudian menerangkan, untuk mempraktikkan keempat hal itu, dirinya dulu berusaha untuk menyeimbangkan perekonomian. Maka dari itu, dibutuhkan upgrading SDM.
“Ini bukan kabupaten yang bisa bergantung sepenuhnya pada SDA. Jadi itulah mengapa kami mengalihkan perhatian kami untuk benar-benar melakukan sesuatu yang lebih bernilai tambah karena kami memiliki lebih sedikit lahan. Maka satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mengembangkan SDM kami,” tuturnya.
Emil mengatakan, Trenggalek memiliki luas sekitar 1.300 km2 tapi dikelilingi oleh pegunungan. Tentunya, keadaan tersebut membuat kabupaten itu tidak cocok untuk gedung pencakar langit dan perputaran ekonomi yang biasa terjadi di sana.
Oleh karenanya, memaksimalkan potensi manusia merupakan suatu hal yang vital. Selain itu, dibutuhkan pula sinergitas antara satu orang dengan lainnya.
“Saya dulu pernah punya visi untuk mengubah konsep warung individual di pesisir pantai. Mereka awalnya tidak mau karena takut dan tidak percaya. Makanya, saya mengkondisikan agar tercipta ruang diskusi biar mereka dapat melihat niat baik saya. Akhirnya mereka mau,” imbuhnya.
Hal-hal seperti ini, tutur Emil lebih jauh, merupakan hal-hal yang juga diterapkannya dalam menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim. Itulah mengapa, dirinya dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menciptakan Millenial Job Center (MJC) untuk memaksimalkan potensi SDM.
“Ini untuk anak muda agar tidak tergantung pada pekerjaan konvensional dan label diri yang portofolionya kurang. Alhamdulillah, sampai sekarang, MJC sudah memfasilitasi 4.000 bisnis dan hampir 2.000 talenta muda Jatim,” ungkapnya.
Di akhir, Emil berharap agar alumni Theory U tetap dapat terkoneksi. Sehingga, akan banyak cerita-cerita inspiratif yang dapat dibagikan.
“Sekali lagi, setiap orang harus memiliki rasa kepemilikan dan kepemimpinan. Ini adalah perjalanan kolektif yang membantu saya dan banyak orang untuk tidak terperangkap pada label-label tertentu yang menghalangi potensi kita,” tutupnya.
(red)