Halal bihalal merupakan tradisi asli Indonesia. Dengan berhalal bihahal khususnya setelah Hari Raya Idul Fitri membawa ketenangan hati karena bisa bertemu dengan relasi, saudara maupun sahabat.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf pada acara Halal Bihalal Relawan AK 5 dan Keluarga Besar Partai Golkar se-Surabaya dan Sidoarjo di Universitas Wijaya Kusuma, Jl. Dukuh Kupang no.54, Surabaya, Jumat(29/7) malam.
Menurutnya, bersilaturahmi merupakan kesempatan yang baik dalam mempererat hubungan kekeluargaan. Dengan berhalal bihalal bisa menyambungkan hubungan yang mungkin sempat jauh menjadi lebih dekat. ” Hanya Indonesia yang mempunyai tradisi halal bihalal. Di negara lain khususnya setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri tidak ada yang melakukan tradisi ini. Oleh sebab itu, harus bangga dengan tradisi ini,” jelas Gus Ipul sapaan akrabnya.
Ia mengemukakan, jika selama bulan Ramadhan, manusia disibukan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT dengan berbagai macam ibadah, amal dan kebaikan. “Maka, pada saat Idul Fitri di hari kemenangan, manusia harus segera bertemu dengan sesamanya untuk saling memaafkan,” ucapnya.
Gus Ipul mengatakan, halal bi halal merupakan sarana untuk membangun kembali hubungan antar manusia setelah melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh. “Selain itu, halal bi halal juga dapat dijadikan forum untuk eratkan tali silaturahim antarsesama umat manusia yang beriman,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ulama dan kiai mendeskripsikan bahwa halalbihalal sebagai wadah kepada manusia untuk saling berintropeksi diri dengan cara saling menghargai yang diwujudkan saling bermaafan. “Karena sesungguhnya, di tengah kesibukan antar manusia terkadang waktu bertemu antar kerabat, saudara dan tetangga sangat susah,” ujarnya
Dengan adanya halalbihalal waktu dapat ditentukan untuk bertemu sehingga hubungan antara manusia bisa tersampaikan, setelah hubungan manusia dengan Allah SWT diselesaikan.”Kami berharap kebiasaan halal bihalal dari tahun ke tahun semakin berkualitas sehingga membuat negara lain meniru cara dari Bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas saling menghargai, menghormati dan memaafkan setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh,” katanya.(**)