Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo menghadiri Halal Bihalal Kerukunan Keluarga Kalimantan (K3) Jawa Timur di Islamic Center Surabaya, Minggu (7/8).
Pada kesempatan itu Gubernur didampingi istri Dra. H. Nina Sukarwo, MSi menyampaikan apresiasi kepada K3 Jawa Timur, karena selama ini selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, utamanya dalam bidang perdagangan.
Menurutnya Halal Bihalal yang diadakan oleh K3 Jatim tidak hanya sebagai wadah silaturahim, atau temu kangen, tetapi di dalamnya mengandung makna yang begitu besar. Yaitu menandakan terjadinya pembangunan kerukunan antar umat serta membangun simbol Bhinneka Tunggal Ika. “Begitu pentingnya hubungan antar umat manusia di Indonesia dengan berbagai ragam suku. Jatim dan Kalimantan tidak bisa terlepaskan,” cetusnya
Disamping itu Halal Bihalal juga sebagai sarana penghubung perdagangan antara Jawa Timur dan Kalimantan. “Hampir di setiap acara, apakah itu Halal Bihalal ataupun acara perdagangan lainnya, warga K3 Jatim selalu mengetengahkan kearifan lokal yang telah dibungkus dengan inovasi-inovasi untuk lebih menarik pengunjung,” ungkapnya.
Dijelaskan bahwa hubungan perdagangan antara Pemerintah Jawa Timur dan Kalimantan setiap tahunnya mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,5 persen. Dan pada tahun 2016 diharapkan akan mencapai Rp. 63 triliun. Hal tersebut merupakan hal yang sangat luar biasa, merupakan lapangan pekerjaan yang dapat menekan angka pengangguran. “Membangun kemajuan perdagangan dalam negeri merupakan usaha memperkuat jati diri perekonomian bangsa,” jelasnya.
Sementara itu Gubernur Kalimantan Selatan Syahbirin Nur yang hadir pada kesempatan itu mengatakan bahwa Halal Bihalal merupakan salah satu upaya mempererat tali silaturahim, sarana mengobati kerinduan terhadap daerah asal, mempromosikan potensi daerah dan kearifan budaya lokal.
“Kearifan budaya lokal perlu kita pelihara dan kita kembangkan untuk membendung derasnya arus budaya luar yang masuk ke dalam negara kita,” ungkapnya. Lebih lanjut dikatakan, kita harus dapat memfilter budaya luar, harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk kehidupan generasi penerus bangsa.
Sementara itu KH. Andi Abdul Azis dalam tauziahnya mengungkapkan bahwa kita sebagai umat manusia diciptakan Allah dalam berbagai bangsa, suku, ras untuk saling menghargai dan menghormati.
Ada empat perkara yang harus kita jaga demi terwujudnya persatuan dan kesatuan. Yaitu hindari arogansi atau kesombongan, hindari iri hati karena semua telah diciptakan oleh Allah dengan penuh keadilan, jangan saling dengki dan dendam karena akan menghambat kemajuan bangsa dan jangan serakah.
Disamping itu kita sebagai umat manusia harus saling mencintai, saling memahami, saling menasihati dan saling menolong. (**).