SURABAYA – Pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Sabtu, (02/5). Aliansi Program Studi Manajemen dan Bisnis Indonesia (APSMBI) menyelenggarakan National Sharing Session Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dengan media Zoom. Sharing online diselenggarakan sejak pukul 10.00 WIB sampai 13.00 WIB.
Kegiatan tersebut mendapat antusiasme dari banyak anggota APSMBI. Hal tersebut terbukti dengan kehadiran oleh 151 peserta dari Program Studi Manajemen dan Bisnis dari 40 kampus negeri di Indonesia dari Aceh hingga Papua.
Kegiatan National Sharing Session tersebut dipandu oleh Host sekaligus moderator Dwi Kurniawan, selaku Sekretaris Verifikator Kurikulum APSMBI dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Kegiatan diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Amlys Syahputra Silalahi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Pemantik Diakusi adalah Ulil Hartono selaku Ketua Dewan Pengurus Nasional APSMBI dan Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya dan Harjum Muharam selaku Wakil Ketua 1 Dewan Pengurus Nasional APSMBI dan Ketua Depatemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Kedua Pemantik Diskusi mendapat waktu masing-masing 20 menit untuk menceritakan persiapan kampus merdeka di Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Diponegoro.
Di sesi pertama, Ulil Hartono menyampaikan, setiap langkah yang sudah dilakukan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unesa dalam penyusunan Kurikulum.
Dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Kampus Merdeka dengan Wakil Rektor Universitas Negeri Surabaya bidang Akademik, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Tim Pengembang Kurikulum dalam rapat penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar.
“Merdeka Belajar yang dipilih Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, penghapusan dan penyesuaian beberapa mata kuliah, struktur kurikulum Merdeka Belajar.
Hal ini untuk mahasiswa yang memilih magang di perusahaan atau di start up, atau berwirausaha dan kurikulum untuk mahasiswa yang memilih belajar di prodi sendiri, untuk mahasiswa angkatan 2018, 2019, dan 2020,” ujar Ulil dalam penyampaiannya. Sabtu, (02/5/2020).
Ulil Hartono mengatakan bahwa, penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar tersebut harus tetap menjaga hati dosen-dosen yang mata kuliahnya harus dihapus ataupun disesuaikan.
Sedangkan, Harjum Muharam, menyampaikan 8 pilihan aktivitas belajar mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, di antaranya adalah 8 semester penuh studi dalam prodi.
“7 semester studi dalam prodi + 1 semester (credit transfer di PTN-BH atau di perguruan tinggi di luar negeri yang bereputasi), 7 semester studi dalam prodi + 1 semester studi lintas prodi di Universitas Diponegoro.
Kemudian, 7 semester studi dalam prodi + 1 semester magang di perusahaan atau lembaga negara, 6 semester studi dalam prodi + 1 semester credit transfer + 1 semester magang, 6 semester studi dalam prodi + 1 semester credit transfer + 1 semester studi lintas prodi.
“Selanjutnya, 6 semester studi dalam prodi + 1 semester magang + 1 semester studi lintas prodi, atau 5 semester studi dalam prodi + 1 semester credit transfer + 1 semester studi lintas prodi + 1 magang,” ungkap Harjum.
Selanjutnya, kata Host Dwi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi mengenai beragam hal mengenai persiapan pelaksanaan Kampus Merdeka – Merdeka Belajar. Beragam pertanyaan dilontarkan para peserta sharing session tersebut baik secara langsung maupun melalui zoom chat.
“Dari diskusi di zoom chat, terdapat 20 peserta yang menanyakan lebih lanjut mengenai Kurikulum Merdeka Belajar, beberapa di antaranya adalah parameter penilaian, konversi SKS, serta monitoring dan evaluasi,” tutur Dwi.
Hal ini untuk magang dan kewirausahaan, kendala dalam singkronisasi mata kuliah, mata kuliah yang bisa diambil mahasiswa dari perguruan tinggi lain, kesesuaian dengan profil lulusan yang harus dicapai.
Selanjutnya, sinergi antar prodi di dalam perguruan tinggi, perlakuan untuk mahasiswa yang memilih belajar di kampus saja, dukungan stakeholder, dan lain-lain.
Beberapa peserta forum juga menyampaikan usulan agar pedoman magang didiskusikan bersama anggota APSMBI sehingga dapat tersusun pedoman magang terstandar APSMBI.
Dalam kegiatan tersebut juga hadir Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu, dan Dekan Universitas Papua.
Pada kesempatan tersebut, mewakili dekan-dekan yang hadir dalam forum tersebut. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya menyampaikan, “saya sangat mengapresiasi kepada APSMBI dan dukungannya, atas implementasi Kurikulum Merdeka Belajar,” terang Anang Kistyanto.
Diskusi ditutup dengan ajakan Ahmad Nizam, selaku Dewan Pengawas APSMBI seluruh anggota APSMBI terus bersinergi untuk memajukan program studi-program studi Manajemen dan Bisnis di Indonesia. (ari)
Foto : Sharing session “Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka oleh APSMBI lewat aplikasi Zoom