MADIUN, beritalima.com- Memasuki hari ketujuh Ramadhan, Pemkot Madiun, Jawa Timur, melalui dinas terkait dan Satgas Pangan,melakukan sidak di sejumlah pasar tradisionil. Diantaranya di pasar Kojo, Kecamatan Kartoharjo, Rabu 23 Mei 2018.
Dari hasil sidak, ditemukan harga sejumlah kebutuhan pokok relatif stabil. Bahkan ada yang mengalami mengalami penurunan. Hanya daging ayam yang harganya relatif masih tinggi.
Menanggapi masalah harga daging ayam, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Kota Madiun, Muntoro Danardono, mengatakan, hal itu disebabkan karena tutupnya sejumlah pengusaha ayam di Kota Madiun.
“Karena banyak yang tutup, akhirnya ketersediaan di Kota Madiun berkurang,’’ terangnya saat sidak di sejumlah pasar tradisional dan minimarket.
Tutupnya sejumlah pengusaha ayam salah satunya disebabkan oleh lokasi usaha yang dekat dengan pemukiman warga. Kotoran dan bau ayam yang menyengat dianggap mengganggu lingkungan sekitar. Akhirnya, banyak warga yang melayangkan protes.
Muntoro mengungkapkan, sejumlah cara sudah dilakukan dinasnya untuk membantu pengusaha ayam tetap bertahan. Salah satunya, memberikan formula untuk mengurangi bau. Namun, rupanya upaya tersebut kurang berhasil.
Untuk mencukupi kebutuhan pasokan ayam, Kota Madiun mendatangkannya dari daerah lain. Dengan demikian, otomatis jumlah pasokannya kurang. ‘’Karena harus menunggu pasokan dari luar,’’ ujarnya.
Meski begitu, harga telur ayam justru mengalami penurunan. Pada awal Ramadhan, harganya mencapai Rp 25 ribu. Namun, berselang sepekan harganya turun menjadi Rp 21 ribu – 22 ribu. Bahkan, stoknya juga aman di pasaran.
‘’Kebutuhan telur di Kota Madiun cukup banyak, ada 300 ton. Tapi ketersediaan telur ada sehingga harganya bisa turun,’’ paparnya sembari menyebutkan bahwa stok telur juga didatangkan dari daerah lain. (Kominfo).