SURABAYA, Beritalima.com|
Rusia adalah salah satu pemasok minyak terbesar di dunia. Konfliknya dengan Ukraina mengakibatkan beberapa negara terkena dampak pasokan minyak. Namun tidak bagi Amerika Serikat.
Negara adikuasa itu tidak sepenuhnya menggantungkan ketersediaan minyaknya pada Rusia. Itu sebagaimana yang dikemukakan Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) I Gede Wahyu Wicaksana SIP MSi PhD.
“Amerika itu negara yang besar. Aspek industrinya juga tidak sedikit. Jadi, kebutuhan minyak menjadi hal yang penting di negara itu,” katanya.
“Dengan begitu, mereka telah memperhitungkan kenaikan harga minyak ini sejak jauh-jauh hari yang lalu dan mempersiapkan segala sesuatunya,” imbuh Wahyu.
Minyak merupakan sektor yang sangat penting bagi beberapa aspek kehidupan. Minyak berpengaruh bagi penggunaan moda transportasi, harga bahan kasar, industri kimia, dan farmasi. Jadi, jika terjadi persoalan pada distribusi minyak, gerak roda ekonomi akan turut terancam.
Timur Tengah Pemasok Utama
Selain memiliki perhitungan kenaikan harga minyak, Negeri Paman Sam itu tidak sepenuhnya bergantung pada Rusia. Dalam hal minyak, Amerika lebih menjadikan Timur Tengah sebagai pemasok utama.
“Konflik fisik ini kan juga tidak terjadi di Timur Tengah. Sehingga tidak ada dampak buruk yang diterima Amerika karena kenaikan harga minyak ini. Distribusi minyak pun tetap aman ke negara tersebut,” sebut Wahyu.
Efek Psikologis Konflik
Menurut Wahyu, kenaikan harga minyak di Rusia bukanlah strategi untuk meraup keuntungan.
“Bukan Rusia sengaja menaikkan agar mendapatkan keuntungan guna keperluan melawan Ukraina. Namun, memang efek psikologis yang ditimbulkan karena banyak negara memberikan sanksi,” ungkap ahli masyarakat budaya politik Rusia, Eropa Timur, dan Asia Tengah tersebut.
Sanksi yang diterima Rusia datang dari berbagai perusahaan multinasional dan negara-negara lain.
“Mungkin dari sisi militer memang tidak berdampak. Namun, sisi ekonomi dan masyarakat sipil, sangat terasa efeknya,” kata Wahyu.
OPEC Harus Turut Andil
Kenaikan harga minyak Rusia telah jelas memberikan dampak bagi ekonomi. Agar situasi tersebut tidak semakin buruk, Wahyu mengatakan perlunya peran dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Organisasi negara pengekspor minyak bumi tersebut harus mengambil sikap terkait kenaikan harga minyak itu.
“Karena, OPEC yang akan menentukan harga minyak. Bergantung pada mereka (OPEC) akan segera lebih menaikkan harga minyak atau justru menaikkan jumlah produksinya,” ujar Wahyu. (Yul)