SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa literasi adalah hal penting yang yang berkaitan upaya pencerdasan kehidupan bangsa sekaligus sebagai dengan hak asasi manusia.
Oleh karenanya, pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tahun ini, Gubernur Khofifah mengajak semua pihak untuk bersama-sama menggelorakan pentingnya masyarakat dalam berliterasi.
“Saya rasa ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk bersama-sama menggelorakan pentingnya literasi, baik literasi dasar, financial sampai digital” Kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (8/9) pagi.
HAI yang diperingati setiap tanggal 8 September ini memiliki tujuan agar masyarakat tetap ingat dengan pentingnya berliterasi dan khususnya tuntutan saat ini adalah literasi digital, sesuai dengan tema HAI 2022 yang diusung UNESCO yaitu Transforming Literacy Learning Spaces.
Di Indonesia tema tersebut diadaptasi menjadi Transformasi Literasi dalam Konteks Merdeka Belajar. Di Jawa Timur sendiri sebanyak 2.754 (76%) SMA, SMK dan SLB telah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM ) Mandiri.
“Alhamdulillah jumlah sekolah jenjang SMA SMK dan SLB yang menerapkan IKM mandiri di Jawa Timur ini terbanyak secara nasional,” ucapnya.
Ia menuturkan target IKM mandiri di Jatim Semester I – Tahun Ajaran 2023/2024 Capai 100 Persen. Ia menerangkan bahwa kurikulum ini berpusat pada minat dan bakat siswa dengan model pembelajaran yang berorientasi project based learning.
“Semoga proses pembelajaran siswa di Jatim mampu menjawab kebutuhan kualitas SDM kedepan yang dibutuhkan, amin,” tuturnya.
Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan bahwa literasi memiliki kontribusi yang kuat terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berintelektual, dan berkarakter.
Sementara literasi dipastikan berkaitan erat dengan pendidikan yang merupakan kunci peradaban setiap bangsa di seluruh dunia.
“Karena melalui pendidikan dibangun pondasi dasar SDM yang berkualitas dan berdaya saing dan menjadi Subyek pembangunan suatu bangsa,” imbuhnya.
Sedangkan pendidikan sendiri didukung dengan kompetensi dasar yang meliputi 6 komponen yaitu literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi, literasi keuangan, dan literasi budaya dan kewarganegaraan.
Namun, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini memiliki bekal literasi dasar saja tidak cukup. Pasalnya ia menilai literasi digital saat ini adalah bagian dari keterampilan dan bahkan kebutuhan.
“Saya rasa literasi digital saat ini menjadi kebutuhan, seperti kita semua tahu hampir semua hal saat ini telah menggunakan digital sistem,” tegasnya.
Dirinya mengungkapkan berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menggalakkan program literasi secara masif.
Diantaranya gerakan membaca, gerakan literasi sekolah, gerakan literasi keluarga, dan gerakan literasi masyarakat yang secara aktif memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
“Di lingkup keluarga yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman dan membuat kesepakatan antara orang tua dan anak kapan anak harus belajar, kapan anak bisa bermain, kapan anak berinteraksi sosial,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah berharap peringatan HAI ke – 57 ini dapat menjadi solusi dari permasalahan yang berkaitan dengan keaksaraan di Jawa Timur. Ia mengungkapkan masih banyak tugas Pemprov Jawa Timur untuk menggalakkan literasi di Jawa Timur dan meningkatkan indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur.
“Semangat hari aksara harus bisa menjadi motivasi bagi kami di Pemprov Jatim dan semua pihak untuk bersama-sama berupaya mengingatkan IPM melalui penerapan IKM mandiri serta berinovasi kaitan dengan literasi digital khususnya di Jawa Timur,” pungkasnya.
(red)