JAYAPURA – Hari batik Nasional, yang tiap tahunnya di peringati pada tanggal 2 Oktober menjadi penyemangat baru bagi pengrajin batik di seantero nusantara. Saat ini bahkan seluruh daerah telah memiliki batik khas daerahnya masing – masing.
Di Papua, salah satu yang sudah cukup dikenal masyarakat luas adalah Batik Port Numbay.
Pencetus Brand Batik Port Numbay adalah Jimmy Afar. Jimmy Afar yang memiliki geray batik di Kompleks Cigombong Kotaraja Jayapura Papua ini telah sekitar 16 tahun menggeluti seni membatik. Dan saat inipun, batik yang diklaim memiliki filosofi adat masyarakat Papua yang kuat dalam setiap corak batiknya ini sudah sering mengikuti ajang nasional.
Jimmy Afar, kepada mengatakan, filosofi adat yang kuat dalam tiap coretan pada batik Port Numbay adalah karena dirinya termotifasi atas adat istiadat masyarakat Papua yang beraneka ragam, dan culture budaya masyarakat Papua yang berbeda dengan adat istiadat lain di nusantara.
“Batik Papua yang saya kerjakan itu adalah batik yang menceritakan adat dari suku-suku di Papua, dari wilayah pegunungan hingga pesisir, berbeda dengan batik yang lain. Batik Port Numbay identik dengan budaya di tiap suku itu, dan semua memiliki historical tinggi,”kata dia, Senin (2/10/2017).
Dirinyapun bangga dengan cirihpayah yang telah dilakukannya saat ini, namun, kebanggaan atas cipta karya tersebut urung juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat.
“Sampai saat ini kalau saya bilang belum ada perhatian dari pemerintah, mereka hanya senang menggunakan hasil karya saya, namun untuk memberikan support saya rasa belum. Pusat juga sama, yang pernah datang ke geray saya hanya ibu Marie Pangestu, kala itu beliau menjabat Mentri Pariwisata, selanjutnya tidak ada,”ungkap Jimmy, yang mengaku enggan untuk membawa Proposal pengajuan bntuan ke pemerintah ini.
Selain mengerjakan batik sendiri, Jimmy juga rutin memberikan pelatihan kepada mama-mama Papua ataupun generasi muda Papua untuk belajar membatik. Diakuinya, hampir semua wilayah pernah didatanginya untuk memberikan pembelajaran membatik.
“Para mama – mama Papua ini cukup antusias untuk belajar membatik, dari wilayah Wamena, Fak – fak, Paniai, Raja Ampat, dan wilayah – wilayah lain saya sudah pergi dan memberikan pelatihan kepada mama –mama Papua, ada juga dari Darmawanita juga ikut serta,” ucapnya.
Diaakuinya, yang juga menjadi salah satu penyemangat mam – mama Papua untuk belajar membatik adalah, karena kerajinan ini cukup menjanjikan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, sekaligus menjadi sarana promosi wisata setempat.
“Kita harus mandiri. Perlu kita sadari bahwa membatik dapat memberikan income pendapatan bagikita, sehingga inipula yang selalu saya sampaikan kepada kader-kader saya para mama- mama Papua, jadi mereka cukup antusias untuk membatik. Dan ini adalah salah satu promosi wisata yang bisa kita lakukan,”terangnya.
Terkait pemasaran,kata Jimmy, selain melalui geray batik Port Numbay miliknya, dirinya juga gencar melakukan penjualan melalui internet. Dikatakan, konsumen batik Port Numbay cukup beragam, mulai dari pegawai hingga masyarakat luas, baik di Papua, maupun di luar Papua.
“Ada yang saya jual di gerai saya, ada juga yang saya pasarkan secara online, dan mayoritas kostomer diluar papua juga banyak, imbang lah,”katanya.
Diakui Jimmy, ciri khas batik Port Numbay meliputi motif Ikan, Burung Camar, Noken, Asmat, Kerang dan Rumah Adat.
Sementara, untuk keterbatasan, kata dia, mencakup penyediaan alat – alat yang digunakan dalam membatik, yang diakui Jimmy, selam ini hanya mengandalkan kocek saku sendiri.
“Tidak ada bantuan, jadi saya berupaya sendiri. Dan kalau pemrintah bisa melihat potensi ini, harusnya kami diperhatikan. Saya harap,ini jadi perhatian bersama, batik Papua, bukan hanya saya, cukup berkembang, dan melihat faidahnya harapan saya pemerintah bisa turun andil dan membantu kelangsungan pembatik Papua,”ucapnya.
Jimmy mengaku bangga jika batik hasil karyanya telah dipakai Bapak Presiden Joko Widodo, dan ibu negara Iriani Jokowi. Dikatakan, saat kunjungan orang nomor satu di Indonesia itu, Presiden dan ibu negara bahkan di jahitkan ekslusif untuk dikenakan keduanya. ”Saya bangga, saat kunjungan ke Papua beberapa waktu lalu, bapak Presiden dan ibu sudah mengenakan baju batik yang kami buat,”ucapnya. (Ed/Papua)