Hari Disabilitas Internasional 2025, Pemkot Surabaya Gelar Ajang Kreasi dan Apresiasi hingga Salurkan Alat Bantu

  • Whatsapp

Surabaya, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Ajang Kreasi dan Apresiasi Disabilitas sekaligus penyerahan bantuan alat bantu dengar dan kursi roda dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2025, di SMPN 12 Surabaya, Rabu (17/12/2025). Kegiatan ini mengusung tema “Kemandirian dan Keunggulan Penyandang Disabilitas” sebagai wujud komitmen Surabaya mewujudkan kota yang inklusif.

Dalam ajang tersebut, anak-anak penyandang disabilitas menampilkan berbagai karya seni, mulai dari menyanyi, menari, musikalisasi puisi, hingga fashion show. Penampilan mereka menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berkarya dan berprestasi.

Bunda Guru Kota Surabaya, Rini Indriyani, menyampaikan bahwa peringatan Hari Disabilitas Internasional bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan Surabaya sebagai kota inklusif.

“Momentum ini mengingatkan kita semua bahwa setiap warga, termasuk penyandang disabilitas, memiliki hak, kesempatan, dan ruang yang setara untuk berpartisipasi dalam pembangunan,” ujar Bunda Rini Indriyani, sapaan akrabnya.

Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus berupaya menghadirkan layanan publik yang ramah disabilitas, baik dari sisi infrastruktur, pelayanan, maupun kebijakan.

“Upaya mewujudkan kota inklusif tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia pendidikan, dunia usaha, dan komunitas untuk menghapus stigma serta diskriminasi terhadap penyandang disabilitas,” tegasnya.

Menurut Bunda Rini Indriyani, kesempatan yang setara itu diwujudkan melalui berbagai lomba bagi siswa penyandang disabilitas jenjang SD dan SMP, seperti lomba kemandirian diri, olahraga, dan kesenian, serta pemberian alat bantu dengar dan kursi roda bagi siswa yang membutuhkan.

“Hari Disabilitas ini bukan perayaan, tetapi pengingat agar anak-anak istimewa mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan, pelayanan, dan aspek kehidupan lainnya,” imbuhnya.

Bunda Rini Indriyani juga mengapresiasi Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya atas terselenggaranya ajang apresiasi tersebut. Ia menilai kegiatan ini berfokus pada pelatihan kemandirian dan kepercayaan diri anak sejak dini sebagai bekal agar kelak mereka dapat hidup mandiri.

“Terima kasih kepada para guru dengan kesabaran luar biasa dan para orang tua yang setia menjadi support system terbaik bagi anak-anak spesial Surabaya,” tuturnya.

Momen tersebut semakin bermakna dengan adanya kolaborasi bersama Spin International School yang menyerahkan bantuan kursi roda dan alat bantu dengar. Bunda Rini Indriyani menyebut bantuan tersebut sebagai bukti nyata bahwa kepedulian tidak mengenal batas agama, ras, maupun suku bangsa.

“Kontribusi Spins International School bagi anak-anak di Surabaya menjadi manifestasi nyata dari kuatnya semangat kolaborasi dan sinergi di kota ini. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan Surabaya yang inklusif merupakan tanggung jawab bersama, mengingat Pemerintah Kota tidak dapat bergerak secara parsial tanpa dukungan lintas sektor,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan bahwa ajang kreativitas seni ini menjadi panggung apresiasi bagi ribuan anak istimewa di Surabaya. Meski lebih dari 2.000 siswa terlibat, keterbatasan tempat membuat tidak semua peserta dapat hadir secara langsung.

“Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi nyata sekaligus pemantik motivasi agar anak-anak terus percaya diri mengembangkan potensinya,” kata Yusuf.

Ia menjelaskan bahwa berbagai perlombaan digelar, mulai dari lomba kemandirian seperti memakai baju sendiri hingga lomba menyanyi dan menari. Dari hasil evaluasi, banyak siswa menunjukkan bakat menonjol di bidang seni suara, tari, dan kreativitas lainnya.

“Potensi ini telah kami laporkan kepada Bunda PAUD Kota Surabaya untuk selanjutnya dikembangkan melalui program Rumah Anak Prestasi,” ujarnya.

Terkait penerapan sekolah inklusi, Yusuf menyebut Surabaya telah mengoptimalkan PAUD hingga SMP, baik negeri maupun swasta, agar ramah inklusi sesuai karakter wilayah.

Sedangkan, kolaborasi dengan Spin International School juga mencakup pendampingan bagi guru SD dan SMP. “Guru yang telah mendapatkan pendampingan tersebut akan diproyeksikan menjadi mentor di wilayah masing-masing agar metode penanganan anak istimewa dapat tersebar merata di Surabaya,” terangnya.

Terpisah, Ketua Yayasan Spin International School, Manoj Bhat, mengatakan bahwa semangat kemanusiaan menjadi dasar keterlibatan pihaknya dalam kegiatan tersebut.

“Kita tidak ada artinya jika hidup sendiri. Kita menjadi manusia ketika hidup bersama dan saling membantu,” ujar Manoj.

Menurutnya, anak-anak dengan keterbatasan fisik justru memiliki kemampuan lain yang luar biasa. “Mereka mengajarkan kita bagaimana tetap tersenyum dan kuat menghadapi kehidupan. Banyak orang memiliki segalanya, tetapi tidak mampu merasakan kebahagiaan sejati,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Spin International School mendonasikan beberapa kursi roda serta 70 alat bantu dengar sebagai bagian dari bantuan berkelanjutan. Manoj berharap kolaborasi dengan Kota Surabaya dapat terus berlanjut demi mendukung anak-anak istimewa agar mampu menemukan dan mengembangkan kelebihan mereka.

“Kami akan terus berusaha membantu semaksimal mungkin selama kami mampu untuk terus berbagi,” tandasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait