Hari Ibu, Insinyur di FPI-PII Dorong Perempuan Berikan Solusi Permasalahan Bangsa

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Bila pada masa lalu perjuangan perempuan Indonesia mengentaskan buta aksara tetapi tantangan yang dihadapi saat ini adalah meningkatkan literasi digital dan mengentaskan kesenjangan digital. Karena itu, pentingnya peran perempuan Indonesia berinovasi.

Hal itu dikatakan Ketua Forum Perempuan Insinyur-Persatuan Insinyur Indonesia (FPI-PII), Dr Hj Hetifah Sjaifudian dalam Peringatan Hari Ibu 22 Desember 2020. “Perempuan insinyur dapat menciptakan inovasi untuk menjawab tantangan-tantangan baru ini. Banyak perempuan inspiratif yang sudah berkiprah untuk turut memberi solusi terhadap berbagai permasalahan itu,” kata Hetifah.

Dikatakan politisi senior Partai Golkar ini, Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember di Indonesia dimulai pada pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I yang dilaksanakan 22 Desember 1928. Dalam kongres itu, lebih 600 perempuan dari berbagai latar belakang sosial, budaya, agama serta organisasi berkumpul, Mereka membahas perubahan peran perempuan, salah satunya dalam pergerakan nasional.

Dalam momentum Hari Ibu 2020 ini, FPI-PII ingin turut menegaskan makna sesungguhnya dari Hari Ibu yaitu merayakan semangat juang perempuan Indonesia untuk kesetaraan gender di berbagai lini kehidupan. Karena itu, FPI-PII terus mendorong perempuan Indonesia dalam menciptakan solusi bagi berbagai permasalahan bangsa, terutama para insinyur perempuan, sesuai dengan semangat para tokoh-tokoh perempuan terdahulu.

Menurut Hetufah, masih banyak hal-hal dulu diperjuangkan di Kongres Wanita Indonesia pertama yang masih harus terus dilanjutkan, terutama dengan tantangan-tantangan baru yang muncul di masa revolusi industri ke-4 dan pandemi Covid-19.

“Tenag kesehatan paling banyak dari perempuan. Banyak juga perempuan yang terlibat dalam pembuatan vaksin dan juga program Pemerintah dan BUMN. Di luar itu, kita patut bangga, baru-baru ini dua ilmuwan perempuan Indonesia mendapatkan pengakuan dunia. Ibu Tri Mumpuni masuk dalam 22 Most Influential Muslim Scientists, dan Ibu Adi Utarini masuk ke dalam Nature’s Ten People Who Helped Shape Science,” papar dia.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini berharap, kedepannya semakin banyak lagi perempuan Indonesia yang berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan itu, FPI-PII punya beberapa program untuk mengatasi berbagai tantangan perempuan dalam bidang Sains, Teknologi, Lingkungan, Seni dan Matematika (STEAM).

Itu seperti yang dipaparkan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Heru Dewanto yang menyebutkan, FPI-PII dibentuk untuk menjadi wadah bagi insinyur perempuan untuk bersama-sama mengatasi tantangan yang ada sehingga dapat berkontribusi optimal bagi bangsa. “Kami ingin praktik di dunia keinsinyuran lebih inklusif gender, anak-anak perempuan lebih tertarik masuk ke bidang STEAM dan kepemimpinan perempuan di bidang keinsinyuran meningkat,” jelas dia.

Terdapat beberapa program FPI-PII yang telah dibuat untuk mencapai tujuan itu antara lain pembuatan platform digital untuk manajemen pengetahuan terkait insinyur perempuan, studi potret insinyur perempuan di Indonesia, program untuk mendorong minat STEAM bagi perempuan, dan peningkatan kapasitas serta kepemimpinan insinyur perempuan.” (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait