SURABAYA, beritalima.com | “Ibu masa kini jika diijinkan berkarir oleh suami maka tetap harus tunduk kepada suami, selalu pamit kemana pergi krn surga istri ada di suami”, jelas Dr. drg. Sri Agustina Ariandiani, M.Kes, Direktur RSU Haji Surabaya, di depan ratusan pegawai dan karyawan ketika upacara peringatan hari Ibu (23/12) kemarin.
Wanita berjilbab yang menjabat Dirut RSU haji sejak Juli 2018 lalu, juga berpesan tentang pentingnya mengirimkan doa untuk orang tua.
“Sebagai ibu atau orang tua masa kini, tetap kita harus ingat, berbakti pada orangtua kita. Jangan lupa berdoa, bacakan Al-Fatihah, dan terus mendoakan mereka agar semua amal mereka diterima dan jannah terbuka lebar bagi orang tua kita”, ujarnya yang diamini segenap peserta upacara.
“Ayo semangat teman-teman, dalam memberikan pelayanan dan ayo bersama-sama meningkatkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan RSU haji Surabaya milik provinsi Jawa Timur. Layani pasien dan keluarga pasien dengan sepenuh hati. Jangan lupa sesama karyawan saling memberikan senyuman yang ikhlas dari lubuk hati yang paling dalam. Tantangan kedepan lebih berat dengan banyaknya persaingan terutama untuk RS type B Pendidikan seperti kita. Maka dari itu kita harus membuat program kerja yang memberikan pelayanan yang terbaik dan pasien puas akan layanan kita. Jadi ayo lebih semangat lagi, kerja cerdas di tahun 2020”, pungkasnya.
Upacara peringatan Hari ibu yang mewajibkan mengenakan kebaya bagi pegawai perempuan, merupakan satu dari dua rangkaian acara yang dihelat oleh RSU Haji. Acara berikutnya adalah lomba fashion show mengenakan kebaya yang diikuti oleh 34 peserta.
“Upacara kali ini memang mewajibkan yang perempuan pakai kebaya, terus yang laki dengan batik. Juga ada lomba yang pesertanya dari setiap unit”, terangnya.
Dewan Juri yang didapuk dalam fashion show tersebut, yaitu
dr. Endang Prabawati, M.Kes,
dr. Ida Widyastuti, Sp. KK,
dr. Triningsih Savitri, Sp.JP, yang kesemuanya adalah dokter di RSU Haji, dan Lia Istifhama (aktivis perempuan).
“Ada beberapa kriteria, yaitu keserasian warna, make up, kepaduan busana dengan selop, keluwesan, dan yang paling utama adalah syar’i dalam berbusana”, terang ning Lia, salah satu dewan Juri.
Ditanya soal pesan hari Ibu, dosen berusia 35 tahun tersebut menjelaskan singkat.
“Hormati ibu kita, juga hormati para ibu-ibu lainnya karena setiap ibu adalah insan mulia yang menjadi guru sejati bagi anaknya”, ucapnya