JAKARTA, beritalima.com – Ramai – ramai generasi muda membubuhi tanda tangan untuk Hari Ozon Internasional. Hari Ozon Internasional yang diselenggarakan oleh Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selaku National Focal Point Protocol Montreal.
Tema Hari Ozon Internasional 2018 ini adalah “Keep Cool and Carry On Montreal Protocol” atau “Tetap Dingin dan Lanjutkan Upaya Perlindungan Lapisan Ozon Melindungi Bumi Pertiwi”. Indonesia sebagai salah satu Negara yang telah meratifikasi Protokol Montreal sejak tahun 1992 turut serta merayakan Hari Ozon tersebut dengan menyelenggarakan serangkaian kegiatan kampanye upaya perIindungan lapisan ozon, Minggu (16/9/2108), CAR Free Day, Jalan Imam Bonjol, Bundaran HI.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan pentingnya pelestarian lapisan ozon kepada generasi muda dan masyarakat umum sehingga dapat berperan aktif menjaga lingkungan khususnya melalui penggunaan barang-barang yang ramah ozon,” ungkap Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan lklim Kementerian Llngkungan Hudup dan Kehutanan.
Ia pun menjelaskan, rusaknya lapisan ozon berpotensi menyebabkan meningkatnya kasus katarak mata, menurunnya kekebalan tubuh manusia, kanker kulit dan kematian plankton di perairan akibat radiasi sinar ultra violet-B yang tidak tenapis oleh lapisan ozon.
Lebih lanjut dinyatakan Ruandha, Indonesia telah berupaya melakukan pengendalian penggunaan bahan kimia perusak ozon. Beberapa bahan perusak ozon seperti CFC, Halon, Karbon Tetraklorida, dan Metil kloroform telah dihentikan penggunaannya. Pada saat ini hanya tinggal dua kelompok BPO yang masih digunakan yaitu HCFC dan Metil Bromida.
Namun demikian konsumsi kedua kelompok BPO ini katanya, diatur dan dikendalikan oleh Pemerintah. Upaya pengendalian yang sedang dilakukan saat ini antara Iain dengan melaksanakan Program Penghapusan Bahan Perusak Ozon jenis HCFC-141b di sub sektor rigid foam, panel, insulasi pipa dan thermoware sebesar 42,770 ODP*)1 ton serta HCFC-22 di sektor servicing AC dan refrigerasi sebesar 41,63 ODP ton. dedy mulyadi