SURABAYA, beritalima.com – Seperti diketahui, 9 Februari ini merupakan Hari Pers Nasional. HPN ini didasarkan pada Kepres RI tahun 1985 lalu. Untuk HPN 2020 ini, tema yang diambil adalah Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital. Surabaya, kota metropolis kedua di Indonesia, menjadi pusat peringatan HPN kali ini. Nah, apa kata kandidat pilwali Surabaya?
Adalah Lia Istifhama, aktivis perempuan yang masuk dalam bursa pilwali kali ini. Sosoknya yang masih millenial dan dikenal memiliki jaringan relawan kuat ini, memang cukup ramai mengisi pemberitaan, terutama isu Pilwali Surabaya.
“Dengan topik penguatan ekonomi kerakyatan, maka kita sebagai warga negara Indonesia harus terdorong melakukan kegiatan ekonomi produktif. Kita yang merupakan bagian dari rakyat negri ini, ya harus turut memperkuat ekonomi kerakyatan, syukur-syukur ada peran dari kita semua untuk sama-sama mencintai produk usaha dengan rakyat sebagai pelaku usahanya”, ujarnya. Ketua III STAI Taruna Surabaya ini kemudian mencontohkan pengalamannya.
“Alhamdulillah, saya sendiri, gini ini menjadi bagian dari pelaku usaha rakyat, lho. Saya pernah jualan di warkop, juga ngurusin cucian orang di laundry yang saya miliki. Nah, yang kayak ginian ini, tidak untuk dibuat gengsi. Yang penting itu, kerja halal, usaha berkah. Kalau dari kita sendiri sebagai rakyat, emoh kerja kasar, maunya di kantor saja, tampilan necis, tapi kalau zona aman itu tidak membuat kita terinspirasi menjadi pengusaha, meski usaha kecil, gimana negri ini memiliki potensi-potensi pengusaha? Jangan sampai orang cuma ingin tampil necis demi sebuah pengakuan sosial namun etosnya adalah pekerja, bukan pebisnis”, tandasnya. Lia juga menjelaskan kaitan ekonomi rakyat dengan pers.
“Pers itu kan media komunikasi massa, media informasi yang saat ini lekat dengan digitalisasi. Ini menjadi menarik ketika diambil benang merah dengan tema HPN yaitu ekonomi kerakyatan tadi. Ini semacam harapan agar pers mendukung kegiatan usaha rakyat. Pers jangan hanya isu politik saja ya?Tapi ayo, diangkat isu-isu yang bagus terkait rakyat yang berkarya untuk bangsa ini. Sekedar saran yah, mungkin, lebih mulia ketika memberitakan tukang bakso keliling daripada orang-orang yang suka keliling hanya mencari pamor. Ini saran lho, ya. Kan saya sebagai rakyat bebas berpendapat juga. Saya kira, pers sangat memiliki peran untuk mengubah mindset pembaca, yaitu bagaimana menumbuhkan berita tentang perjuangan rakyat kecil menjadi berita yang menarik untuk dibaca orang banyak”, pungkasnya. (r)