Hari Solidaritas Di Tengah Bulan Ramadhan, Momentum Pengingat Keutamaan Ukhuwwah Islamiyyah

  • Whatsapp
Dr. Lia Istifhama, M.E.I., Ketua III STAI Taruna Surabaya

Oleh: Dr. Lia Istifhama, M.E.I., Ketua III STAI Taruna Surabaya
beritalima.com | Hari Solidaritas Asia Afrika yang jatuh pada 24 April, kali ini bertepatan dengan 12 Ramadhan 1442 H. Sejarah menjelaskan, bahwa penetapan Hari Solidaritas sesuai yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi saat peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika 2015 lalu. Penetapan tersebut merupakan upaya mengukuhkan solidaritas di negara Asia dan Afrika dan sekaligus menjadi pesan kepada dunia bahwa kondisi kehidupan masih tidak berimbang, jauh dari keadilan dan jauh dari perdamaian. Hal ini sesuai fakta yang menampakkan potret negara yang masih menghadapi peperangan dan penindasan, diantaranya adalah Palestina.

Berkaitan dengan Hari Solidaritas saat ini yang jatuh 12 Ramadhan, maka mengingatkan pada Hari Persaudaraan Anshar-Muhajirin. Pada saatu itu, 12 Ramadhan tahun pertama setelah hijrah, Rasulullah Saw mempersaudarakan para sahabatnya. Kaum Muhajirin Makkah dipersaudarakan dengan kaum Anshar di Madinah. Persaudaraan diantara kaum Anshar dan Muhajirin pun terus berlanjut, dan saling menguatkan ketika kemudian mereka berada dalam satu peperangan melawan kaum kafir, diantaranya yang terjadi dalam peristiwa perang Khandaq.

Potret persaudaraan mereka dijelaskan dalam kitab Shahih Bukhari hadis nomor 2704:

عَنْ عُبَادَةَ بِنْ الصَّامِتِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ اِنِّيْ مِنَ النُّقَبَاءِ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: بَايَعْنَاهُ عَلَى اَنْ لاَ نُشْرِكَ بِاللهِ شَيْئًا وَلاَ نَشْرِقَ وَلاَ تَرْنِيَ وَلاَ نَقْتُلَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ وَلاَ نَنْتَهِبَ وَلاَ نَعْصِيَ بِالْجَنَّةِ, اِنْ فَعَلْنَا ذَالِكَ بِالْجَنَّةِ فَاِنْ غَشِيْنَا مِنْ ذَالِكَ شَيْئًا كَانَ قَضَاءُ ذَالِكَ اِلَى اللهِ.

Dari Anas r.a, dia berkata: Rasulullah SAW berangkat ke Khandaq (parit). Ketika itu orang-orang Muhajirin dan Anshar menggali di pagi yang dingin, di antara mereka tidak ada hamba sahaya yang bekerja demikian untuk mereka. Ketika beliau melihat kelelahan dan lapar pada mereka, beliau bersabda: “Wahai Allah, sesungguhnya kehidupan itu adalah kehidupan akhirat, maka ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin.” Mendengar sabda Rasulullah, mereka pun menjawab: “Kami adalah orang-orang yang berbai’at kepada Muhammad untuk berjihad selama kita masih (hidup) selama-lamanya.”

Dalam kehidupan di masa sekarang, seyogyanya potret persaudaraan yang telah dicontohkan oleh kaum Anshar dan Muhajirin pun, harus terbangun oleh kita. Terlebih ketika persaudaraan tersebut didasari atas kecintaan kita pada Rasulullah SAW. Sebagai contoh, kita dalam hubungan bermasyarakat, saling mengajak bersholawat dan berdoa.

Pentingnya membangun persaudaraan merupakan semangat penguatan ukhuwah Islamiyyah, yaitu persaudaraan yang baik sesama muslim. Hikmah dan faedah persaudaraan, bukan hanya menjadi aspek sosial yang bermanfaat bagi manusia, namun juga bagian dari penerapan ibadah mu’amalah. Dengan begitu, ditarik hikmah bahwa penting bagi kita semua untuk menjadikan ini sebagai momentum pengingat pentingnya kelangsungan solidaritas sosial di tengah masyarakat. Hari Solidaritas yang memiliki urgensi terwujudnya perdamaian, tentunya dapat direalisasikan jika menerapkan prinsip ukhuwwah Islamiyyah.

Dalam Islam, dijelaskan bahwa konsep dasar sikap Ukhuwwah Islamiyah adalah internalisasi diri bahwa sesama orang mu’min bagaikan anggota tubuh, sesuai kitab Shahih Bukhari hadis nomor 5703 dijelaskan:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَرَى الْمُٶْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ اِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

Bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Kamu melihat orang-orang mu’min dalam kasih sayang, cinta mencintai dan belas kasih mereka seperti tubuh. Apabila tubuh itu mengaduh karena salah satu anggota badan (sakit), maka seluruh tubuh itu memanggilnya dengan jaga dan (dari) demam.”

Denga begitu, jika sesama manusia menyadari bahwa semuanya merupakan saudara, maka hubungan sosial pun terjalin kuat dan sebaliknya, menghindari segala perilaku yang menyakit sesama saudaranya. Solidaritas sosial yang dimiliki satu sama lain tentunya efektif mencegah munculnya karakter yang menghambat terwujudnya perdamaian pasca perselisihan.

Dalam Islam pula, rasa persaudaraan dianjurkan terwujud dalam bangunan silaturahmi sosial. Hubungan yang terjalin baik satu sama lain, yaitu minim perselisihan, saling menerima perbedaan, dan saling menolong, pada akhirnya menjadi kebajikan dalam hidup kita. Dan disebutkan oleh Rasulullah SAW, bahwa setiap kebajikan adalah sedekah.

عَنْ جَابِرِ بِنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ

Dari Jabir bin Abdillah ra. dari Nabi Saw. bersabda: Setiap kebajikan adalah sedekah. (Hadis nomor 5713, Shahih Bukhari). (red)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait