SURABAYA, beritalima.com | Seperti diketahui, Kartu Petani Mandiri ( KPM ) dan Program Petani Mandiri merupakan salah satu program utama Bupati Bojonegoro.Program tersebut sudah digulirkan sejak 2019 lalu.
“Tidak ada pembatasan jumlah kelompok tani, silahkan buat, maksimal 25 KK. Para petani juga tidak perlu khawatir tentang penyerapan gabah, nanti akan diserap oleh BUMDes masing-masing, silahkan bicara ke Kades untuk membentuk Bumdes nanti kita juga ada anggaran untuk Bumdes tersebut,” jelas Anna Muawannah, bupati Bojonegoro, saat itu.
“Diantara manfaat adalah bantuan modal petani, akses Pelatihan dan Pengembangan Usaha Tani, jaminan pembelian hasil pertanian, asuransi gagal panen dan peternakan, serta sebagai akses untuk meperoleh beasiswa bagi keluarga pemegang KPM. Jadi manfaatnya bukan hanya dalam usaha produktif pertanian, melainkan juga pengembangan pendidikan keluarga petani”, jelasnya.
Sedangkan Lia Istifhama, bertepatan dengan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2020, menjelaskan apresiasinya pada Bupati Bojonegoro atas langkah inovatif tersebut.
“Dari langkah strategis yang dilakukan ibu bupati, kita melihat bahwa setiap wilayah sangat memungkinkan memiliki langkah inovatif yang sangat dibutuhkan dan pas sesuai karakter masyarakat setempat. Seperti halnya Bojonegoro, identitas pertaniannya kemudian diselamatkan oleh ibu bupati dengan menggulirkan program yang memberikan kemudahan bagi pengembangan pertanian. Kita tentu harus mengapresiasi setiap hal baik, termasuk yang sudah berlangsung di Bojonegoro tersebut. Dengan begitu, spirit hari tani Nasional telah nyata berlangsung di Bojonegoro selama ini”, tandasnya melalui telpon seluler, 24/9.
“Bojonegoro bukan hanya keren dalam menguatkan pertanian, tapi identik dengan karakter pemimpin perempuan yang inovatif. Selain bupatinya perempuan, Bakorwil nya juga perempuan, yaitu Ibu Dyah Wahyu Ermawati”, pungkasnya. (RED)