SURABAYA, beritalima.com – Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Jawa Timur Harisandi Savari meminta pemerintah provinsi bersama instansi terkait membuka saluran pengaduan masyarakat atas keluhan gangguan mesin sepeda motor secara massal yang diduga disebabkan bahan bakar Pertalite.
“Kami mendorong agar pemerintah provinsi dan instansi terkait, baik Pertamina Regional Jatim maupun Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), membuka saluran pengaduan yang mudah dan responsif bagi masyarakat yang terdampak,” ujar Harisandi.
Ia menilai munculnya keluhan serentak tersebut tidak boleh dianggap sepele, karena menyangkut hajat hidup masyarakat pengguna kendaraan bermotor.
Harisandi menekankan pentingnya pencatatan sistematis terhadap laporan keluhan serta pengambilan sampel bahan bakar di lapangan untuk memastikan mutu Pertalite yang beredar.
“Setiap laporan keluhan motor brebet setelah mengisi Pertalite harus dicatat secara sistematis, dan dilakukan sampling BBM di lapangan. Ini merupakan upaya merespons keluhan publik secara serius,” ujarnya.
Selain bersikap reaktif pemerintah juga perlu proaktif memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pengemudi ojek daring dan pengguna motor, mengenai cara mengenali bahan bakar bermasalah serta prosedur resmi pengaduan.
“Walaupun para pengguna membeli di SPBU yang mereka yakini aman, akan lebih baik jika ada edukasi. Ini penting agar masyarakat tahu langkah apa yang harus dilakukan jika menemukan kejanggalan pada bahan bakar,” paparnya.
Politisi PKS itu menilai kepercayaan publik terhadap Pertamina dan pemerintah daerah bergantung pada keterbukaan informasi serta kecepatan penanganan kasus.
Ia berharap fenomena “motor brebet massal” dapat segera ditangani secara profesional dan transparan demi menjaga kenyamanan serta keselamatan pengguna jalan di Jawa Timur.
Fenomena kerusakan sepeda motor setelah pengisian bahan bakar Pertalite saat ini menjadi perhatian masyarakat di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Kasus ini awalnya dilaporkan di Bojonegoro dan Tuban, kemudian meluas ke wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
Akibatnya, sejumlah bengkel ramai didatangi warga yang motornya mendadak bermasalah usai pengisian bahan bakar.(Yul)

 

 
									
 
											




