SURABAYA, Beritalima.com-
Menurut data yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),
selama tiga tahun terakhir, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di pulau Madura yang meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep cenderung naik. Namun, posisi di Jawa Timur masih peringkat ke 36 dari 38 kabupaten/kota atau peringkat ke dua dari bawah.
Anggota DPRD provinsi Jatim Harisandi Savari mengungkapkan bahwa pihaknya menyadari jika BPS memberikan laporan yang “memilukan” terhadap IPM masyarakat Madura.
Menurut Harisandi, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah provinsi Jawa Timur yang memang tidak serius dalam pemerataan pembangunan.
“Gubernur Jawa Timur di periode pertama memprioritaskan pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan ekonomi ke wilayah Mataraman, lingkar timur dan lingkar selatan. Madura belum tersentuh sama sekali,” ungkap Aleg (Anggota Legislatif) Dapil 14 tersebut.
Harisandi menuturkan, masyarakat Madura yang tinggal di pelosok pedesaan, memang hidupnya memprihatinkan. Disamping infrastruktur tidak layak, sebagian besar mereka hidup dari hasil hutan dan pertanian. Dan tidak ada sekolah di daerah tersebut.
“Jadi wajar kalau banyak yang tidak bisa sekolah. Disamping lokasi sekolahnya jauh, tidak ada fasilitas transportasi. Kalau harus berjalan kaki, lebih dari 5 kilo. Karena itu, anak-anak hanya membantu orang tua bekerja di ladang, di sawah, atau mencari di hutan,” tukas anggota komisi D DPRD provinsi Jatim ini.
Harisandi menyesalkan banyak stigma yang menyudutkan culture masyarakat Madura. Disamping sebagian besar masyarakat Madura menganut pernikahan dini, banyak juga pertikaian yang berujung “perang carok”.
“Sebenarnya semua itu tergantung dari sudut pandang mana kita berasal. Kalau orang selalu berpikir negatif ya sudut pandang pemikirannya pasti akan negatif terus. Kalau positif ya tentu memandang semua secara positif. Kalau saya melihat orang Madura Ini sebenarnya sangat halus, bukan kasar tapi tegas. Jadi Madura ini kalau saya melihat yang diutamakan adalah pola komunikasi,” tandasnya.
Ketua Kadin Kabupaten Pamekasan ini menjelaskan, di wilayah-wilayah seperti Pamekasan dan Sumenep, masih banyak masyarakat berdarah biru, atau yang sering disebut Bangsawan.
Di jaman kerajaan dahulu, Pamekasan dan Sumenep memiliki banyak pengaruh dan pejuang dalam membela tanah air. Di kedua wilayah itu banyak didirikan pondok pesantren, hingga merambah ke daerah Sampang dan Bangkalan.
Madura juga banyak memiliki kyai yang dianggap sakti yang ditakuti dan disegani oleh kawan maupun lawan.
“Madura juga punya banyak orang pintar yang jadi pejabat di pemerintahan. Banyak pengusaha sukses yang berada di mana-mana. Jadi sebenarnya Madura itu hebat dari jaman dahulu,” tegasnya.
Harisandi menampik kalau ada yang berpendapat bahwa masyarakat Madura menolak masuknya investor di wilayah Madura.
“Sebenarnya dari Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan itu menerima semua investor yang akan masuk, tetapi ada cara-cara tertentu, ada komunikasi yang lebih didaulatkan dan didahulukan. Dalam arti ada adab bertamu, ada etika dan tatakrama, sopan santun kepada tetua, kepada ulama, kepada masyarakat. Ya menaruh hormatlah dengan adat istiadat yang berlaku di Madura,” jelas Harisandi.
“Masyarakat Madura itu sebenarnya sangat baik, pola komunikasi yang dibangun itu memang harus benar-benar kokoh. Karena masyarakat Madura itu lebih mengedepankan etika, masyarakat Madura saat ini sudah lebih terbuka. Memang ada keluhan dari masyarakat Madura terkait timpangnya infrastruktur yang ada di Madura dibandingkan dengan kabupaten lain. Itu yang disampaikan setiap mereka bertemu saya,” sambungnya.
Adanya kesenjangan dari berbagai sektor ini menggugah seorang Harisandi Savari untuk berkunjung ke gedung negara Grahadi dan menemui gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Politisi PKS ini menagih janji Khofifah saat melakukan kampanye di Madura. Menurutnya, jika Khofifah terpilih kembali di periode kedua, maka pembangunan di segala bidang, menjadi skala prioritas untuk pulau Madura.
Dalam pertemuan tersebut, Khofifah menyanggupi untuk mewujudkan janji kampanyenya bahwa pulau Madura akan segera dibangun. Bukan saja infrastruktur jalan, tetapi juga sekolah, bahkan destinasi wisata juga akan segera dibangun, agar ekonomi masyarakat Madura kembali bangkit.
“Alhamdulillah, saya dan para ulama serta tokoh-tokoh masyarakat Madura sudah mengunjungi ibu gubernur. Kami bertemu dan berbicara banyak tentang rencana pembangunan di pulau Madura. Banyak yang akan dikerjakan, disamping fasilitas infrastruktur jalan dan transportasi, ibu gubernur juga akan membangun sekolah-sekolah di berbagai tempat, termasuk di pedesaan dan tempat terpencil, supaya masyarakat pinggiran juga bisa menikmati pendidikan,” terang Harisandi dengan wajah penuh kegembiraan.
“Kesenjangan yang ada selama ini harus kita benahi, saya kemarin juga betul menyuarakan kepada Gubernur dan bertemu secara langsung untuk membicarakan
bagaimana Madura ini menjadi prioritas di kepemimpinan kedua ibu Khofifah. Alhamdulillah dengan janji beliau kalau pada periode pertama ibu Gubernur memprioritaskan daerah Tapal Kuda, maka di periode kedua ini ibu Khofifah kepada saya juga menyatakan bahwa saat ini sudah waktunya Madura untuk menjadi prioritas kami. Tentu hal-hal baik seperti ini saya tularkan kepada masyarakat Madura, dan terbukti beberapa kali ibu gubernur sudah turun ke Madura,” paparnya.
Harisandi menyadari, untuk membangun Madura membutuhkan proses yang panjang, tidak bisa beberapa bulan atau akhir tahun ini. Tetapi pihaknya percaya bahwa Khofifah akan memenuhi janjinya untuk membangun Madura agar Madura juga bisa maju seperti daerah yang lain.
Harisandi mengatakan, saat ini skala prioritas pembangunan Madura di sektor infrastruktur jalan dan transportasi. Terbukti adanya bus Transjatim di Bangkalan dan jalan utama provinsi juga sudah banyak yang dilebarkan dan diperbaiki.
“Banyak destinasi wisata cantik yang membutuhkan perhatian pemerintah. Ada Gili Iyang, daerah terbersih dan oksigen termurni nomor dua di dunia setelah Brazilia. Ada kepulauan yang berombak seperti Labuan Bajo. Ada api abadi yang selalu digunakan untuk menyalakan api PON. Ada istana kerajaan di Sumenep dan masih banyak lagi,” tuturnya.
Harisandi menceritakan bahwa ia sudah berkomunikasi dengan kepala Dinas perhubungan, rencananya nanti di pulau Madura yang terdiri dari banyak kepulauan ini, akan dibangun fasilitas pelabuhan, Translaut, serta jangka panjangnya akan ada pesawat kecil yang berkapasitas sekitar 15-18 penumpang, juga melintasi kepulauan Madura.
“Banyak pulau-pulau yang sebenarnya cantik itu kurang mempunyai gelegar, sehingga banyak masyarakat luas tidak mengetahui bahwa Madura itu sangat indah. Dan kita membuka lebar-lebar kesempatan kepada para investor yang ingin berinvestasi di pulau Madura. Bisa mendirikan pabrik, bisa membuka lahan dengan memperbaiki destinasi wisata yang ada, bisa membuka lahan untuk perumahan. Kita persilahkan untuk semua investor,” paparnya.
Lebih lanjut Harisandi menyebutkan, dengan dibangunnya berbagai infrastruktur jalan akan mempermudah mobilitas masyarakat untuk menjangkau ke daerah lain yang ada di pulau Madura.
Disamping itu, dengan adanya fasilitas transportasi baik di darat, di laut maupun di udara akan memudahkan para wisatawan, masyarakat lokal Madura maupun masyarakat di luar Madura menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi.
Harisandi berharap agar komitmen untuk bersama-sama membangun Madura, dalam hal ini gubernur yang menjadi orang nomor satu di Jawa Timur, maka tidak menutup kemungkinan ketika komitmen itu terlaksana dengan baik, maka Madura itu akan bisa maju dan berkembang menjadi wilayah yang benar-benar masyarakat nya hidup makmur sejahtera.
“Alhamdulillah, di pulau Madura ini sudah ada 23 Perguruan tinggi. Kalau pulau Madura sudah banyak didatangi oleh para investor, maka anak-anak muda yang lulus sarjana bisa bekerja di sini, di daerahnya sendiri. Mereka bisa mengembangkan Madura dengan kearifan lokal yang kita miliki dan menjadikan Madura kota besar yang maju seperti Surabaya,” pungkasnya.(Yul/ADV)







