Hason Sitorus Sebut Galih Potensi Diri, Anak Lebih Mudah Cari Penghasilan

  • Whatsapp

Caption: Momen Lomba Mewarnai yang diinisiasi oleh Hason Sitorus

SURABAYA, beritalima.com|
Tidak banyak orang yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan, terlebih jika harus mengeluarkan kocek dari kantong sendiri dengan misi untuk memberikan ruang kepada anak-anak usia sekolah.

Pensiunan PNS Pemkot Surabaya ini, menghabiskan waktunya untuk membantu anak-anak yang kesulitan membiayai sekolahnya, yang membutuhkan bantuan kursi roda, yang membutuhkan makanan, yang membutuhkan kebutuhan hidup mereka yang tidak bisa mereka penuhi.

Sosoknya yang rendah hati dan memiliki empati tinggi ini, juga sangat aktif mengadakan lomba-lomba untuk anak-anak usia sekolah. Diantaranya adalah lomba mewarnai, tryout, bahkan Hason mengaku pihaknya juga ingin menggelar lomba karaoke, lomba baca puisi dan lomba sepakbola.

“Tujuan kita sebenarnya dari klinik pendidikan Global mandiri ini adalah untuk memperbanyak kesempatan event-event untuk anak-anak itu ikut berkompetisi, sehingga mereka bisa mengukur kemampuan mereka dengan memperbandingkan antara dirinya dengan anak yang seusia mereka dari sekolah-sekolah lain se-surabaya atau mungkin se-Jawa Timur,” terang pemilik hotel Kita di jalan Karang Menjangan ini.

Menurut Hason kepedulian terhadap pendidikan anak-anak itu supaya mereka memiliki budaya kompetisi mulai tercipta sejak dari mereka TK SD hingga di Perguruan Tinggi. Hason mengungkapkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, dalam dunia kehidupan nyata itu akan berkompetisi sampai dia mati, jadi biasakan mereka itu bisa menghargai prestasi orang lain,
karena prestasi itu tidak datang begitu saja, tapi harus diperjuangkan terus menerus.

“Kalau dia melihat orang lain berhasil, berprestasi, dia akan merasa terpacu. Dia menyadari bahwa kenapa orang itu bisa berhasil dan sukses, Karena orang itu berjuang, berusaha keras, sehingga di dalam dirinya tidak akan timbul rasa iri, dengki terhadap keberhasilan orang lain,” sambungnya.

Hason menuturkan, mendidik anak itu harus diberikan contoh yang real, yang bisa dia lihat dengan matanya, yang bisa dia saksikan sendiri. Sehingga dia percaya, ternyata berjuang itu tidak mudah. Harus melalui berbagai rintangan, berbagai kesulitan, dan tidak mudah menyerah. Prinsip untuk meraih cita-cita bukan sekedar slogan. Dia harus memperjuangkan, bekerja keras, karena mendapatkan kesuksesan itu melalui proses yang panjang.

Hason mengakui, meskipun pendidikan formal itu sangat penting, tetapi bukan berarti potensi yang dimiliki oleh anak-anak di luar pendidikan formal bisa diabaikan.

“Banyak orang sukses mendapatkan ilmu bukan dari bangku sekolah. Allah itu memberikan kelebihan dan kekurangan pada setiap orang. Jangan selalu melihat kekurangan kita. Kembangkan kelebihan yang diberikan Allah. Asalah kelebihan itu agar bisa menjadi sebuah prestasi. Potensi yang dimiliki anak-anak itulah sebenarnya yang harus disadari oleh orang tua. Karena sebenarnya pendidikan itu sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan,” lanjutnya.

Sebagian besar orang tua masih menilai prestasi anak-anak dari nilai raport. Padahal anak-anak memiliki potensi lain yang sebenarnya jika dikembangkan, justru bisa menjadi wadah baginya untuk mendapatkan penghasilan.

“Seperti pelukis, penyair, pengarang cerpen, novel, atau profesi yang lain seperti chief atau olahragawan. Banyak sekali bidang pendidikan non formal yang ternyata lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan, jika dibandingkan dengan pendidikan formal,” tandasnya.

Menempuh pendidikan formal membutuhkan banyak biaya, sementara jika orang tua lebih fleksibel dalam memberikan ruang bagi anak-anak, akan lebih mudah mengarahkan, membimbingnya, memberikan support baik biaya maupun semangat dan kasih sayang, agar anak-anak bisa lebih rileks meniti karier dan meraih cita-cita mereka.

“Banyak orang sukses karena memiliki kelebihan dan kemampuan dalam meraih prestasi, meskipun mungkin nilai raport mereka pas-pasan. Yang penting, bimbingan orang tua tanpa harus menekan dan mendikte anak-anak. Biarkan anak-anak berkembang, biarkan mereka mencari jati dirinya dan menemukan potensinya. Anak-anak yang sukses adalah mereka yang dibesarkan dari keluarga yang saling mendukung, saling menghargai dan memberikan kasih sayang yang tidak berlebihan kepada anak-anak,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait