Healing Di Tengah Bulan Ramadhan? Lakukan Melalui Ibadah

  • Whatsapp

Dr. Lia Istifhama, MEI.
Wasek MUI Jatim

Healing atau penyembuhan diri, menjadi hal penting bagi setiap manusia karena tidak ada satupun manusia yang tidak pernah memiliki konflik batin dalam dirinya sendiri. Healing inilah yang dapat diartikan sebagai proses muhasabah di bulan suci.

Muhasabah atau self reflection, menjadi support system bagaimana seseorang mengambil hikmah dari setiap hal yang dihadapi. Rasa syukur, ikhlas, dan tawakkal dapat terwujud jika seseorang mampu membedakan hal baik dan buruk. Termasuk saat ditimpa musibah ataupun kesulitan, muhasabah akan membuka mata hati seseorang bahwa saat kesulitan berakhir, disitulah ia merasakan indahnya rasa syukur tatkala menemui kemudahan.

Muhasabah tersebut kemudian menjadi proses healing yang mana seseorang belajar memaafkan dirinya sendiri atas segala kesalahan ataupun keluh kesah yang dihadapinya. Muhasabah pula, yang kemudian mampu menyadarkan seseorang bahwa flexing maupun hal lain yang mencerminkan hawa nafsu maupun ujub (sombong), kelak hanyalah mendatangkan penyesalan karena kesemua itu tidak pernah kekal (abadi).

Sebab itulah, dalam setiap tindakan, penting bagi kita untuk menyediakan waktu bermuhasabah melalui berpikir sesaat tentang tindakan yang telah dilakukan, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW:

“Berpikir sesaat adalah lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun.” (HR. Imam Thabrani, Kitab Al-Jami’us Shaghier, hadis nomor 5656).

Menjadikan ibadah sebagai proses healing atau penyembuhan hati, merupakan supported system agar manusia pun memiliki kesehatan raga, seperti yang diterangkan dalam atsar atau perkataan dari ulama salaf berikut:

Abu Hurairah r.a berkata, “Hati adalah raja dan anggota badan adalah anggotanya. Apabila rajanya baik maka baik pula para anggotanya dan apabila rajanya rusak maka rusak pula para anggotanya.” (Mushannaf Abdurrazaq – bab Al-Qalb).

Atsar tersebut menunjukkan posisi sentral dari hati. Oleh karenanya, Islam telah memberikan perhatian yang sangat besar kepada amalan hati dan menjadikannya sebagai inti persoalan iman. Ia merupakan poros dari persoalan iman yang berputar mengitarinya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw, “Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Bila ia baik maka akan baik seluruh tubuh dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati.” (Shahih Al-Bukhari).

Maka, di bulan suci Ramadhan 1444 H saat ini, marilah kita berdoa seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis: Dari Quthbah Ibnu Malik ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kejelekan akhlak, perbuatan, hawa nafsu, dan penyakit.” (HR. Tirmidzi).

Tentu, dengan harapan kita pun termasuk dalam hadis Rasulullah SAW tentang 7 golongan yang akan dinaungi Allah Ta’ala pada hari Kiamat, yaitu yang tertulis pada:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دعته امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Bahwa Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala, yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa terpaut (bergantung) dengan masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat zina, dimana wanita itu memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata.

Akhir kata, Semoga tulisan ini membawa kemanfaatan.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait