Heboh! di Balai Desa Banasare Terpampang Spanduk Ajakan Lawan Covid -19 Dengan Janda

  • Whatsapp
Serma Irawadi, Anggota Kodim 0827 Sumenep yang sehari - harinya sebagai staf teritorial saat giat Vaksinasi Massal di balai desa Banasare Rubaru Sumenep

Terinspirasi saat peliputan Vaksinasi COVID – 19 Massal desa Banasare Rubaru Sumenep Madura Jawa Timur Sabtu (04/09/2021)
Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung hampir 2 tahun. Berbagai cara terus dilakukan untuk melawannya. Beragam gerakan dan kampanye juga digalakkan agar masyarakat semakin patuh terhadap protokol kesehatan.
Mula-mula kita mengenal gerakan 3M yang meliputi “menggunakan masker”, “mencuci tangan”, dan “menjaga jarak”. Ketiga hal tersebut diyakini dan telah terbukti mampu mengendalikan penyebaran serta penularan Covid-19.

Seiring waktu gerakan 3M mengalami pemutakhiran. Pemerintah Indonesia dalam sejumlah kampanye edukasi terbaru menambahkan beberapa unsur M lain sehingga menjadi 5M. Dua unsur “M” terbaru ialah “menghindari kerumunan” dan “mengurangi mobilitas”.

Bacaan Lainnya

Slogan 3M atau 5M  kemudian mendapat pengayaan dengan “3 Wajib”, yakni wajib iman, wajib aman, dan wajib imun. Di sini  terlihat ada upaya kampanye kreatif dengan memasukkan unsur kearifan untuk memperkuat pesan.
Kearifan yang dimaksud ialah bahwa masyarakat Indonesia yang dikenal religius diharapkan bisa lebih patuh terhadap protokol kesehatan sebab mencegah penyebaran penyakit merupakan bagian dari pengalaman ajaran agama.

Cara-cara kreatif dalam mengkomunikasikan pesan dan ajakan untuk mematuhi protokol kesehatan memang penting. Sebab masyarakat Indonesia sangat beragam. Setiap kelompok lapisan masyarakat juga memiliki kemampuan yang berbeda untuk menerima serta memahami sebuah pesan.

Tidak mudah meyakinkan masyarakat di desa agar mengurangi interaksi kerumunan atau menjaga jarak sebab kehidupan mereka dibangun lewat pola hubungan kekerabatan tetangga yang kental. Mengurangi interaksi dianggap sebagai bentuk individualisme yang tidak selaras dengan jati diri masyarakat di pedesaan.

Oleh karena itu, alangkah baiknya gerakan 3M di desa-desa diterapkan dengan menekankan pada aspek penggunaan masker terlebih dahulu agar tidak timbul resistensi terhadap protokol kesehatan.
Kedisplinan pada tingkat keluarga menentukan keberhasilan pencegahan Covid-19. Sedangkan sikap abai dari anggota keluarga bisa mengancam keselamatan keluarga secara keseluruhan.
Pandemi Covid-19 sudah memperlihatkan banyak kepedihan keluarga yang kehilangan anggotanya.

Banyak orang baru sadar betapa nikmatnya berada di tengah keluarga setelah ada anggota keluarganya yang pergi akibat Covid-19. Oleh karenanya kebersamaan keluarga menjadi semakin berarti saat ini.

Guna merangsang masyarakat untuk tetap melawan pandemi covid-19, muncul berbagai tulisan dispanduk mulai dari kalimat halus bahkan berbeda dari pada umumnya.

Seperti spanduk berisikan ajakan melawan Covid-19 dengan janda. Spanduk kampanye Lawan COVID-19 itu tampak foto wanita menggunakan masker. Tampak pula tulisan imbauan “Lawan Covid -19 Dengan Janda”.
Namun demikian, janda yang dimaksud bukanlah wanita yang tak bersuami, melainkan merupakan singkatan.

Adapun Janda yang dimaksud adalah Jangan berkerumun, Aktif mencuci tangan, Nikmati kebersamaan keluarga di rumah, Diupayakan selalu menggunakan masker, Aktif berolahraga.
J angan berkerumun
A ktif mencuci tangan
N ikmati kebersamaan keluarga di rumah
D Diupayakan selalu menggunakan masker
A ktif berolahraga

Jika semua hal di atas bisa dipatuhi, penularan dan penyebaran Covid-19 bisa ditangani secara lebih maksimal.
Jadi, jangan remehkan kearifan dan cara-cara kreatif di setiap komunitas masyarakat. Jangan pula remehkan “Janda”. Bukan tidak mungkin dengan “Janda” masyarakat bisa lebih sadar untuk mematuhi protokol kesehatan. Dengan “Janda” pula Indonesia bisa lebih tangguh melawan Corona.
Ayo!!! Lawan Covid-19 dengan Janda!
(An)

beritalima.com

Pos terkait