JAKARTA, Beritalima.com– Pendiri sekaligus deklarator Partai Demokrat, Hencky Luntungan membantah Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pendiri partai berlambang Bintang Mercy sebagaimana yang terpatri di benak sebagian besar kader partai pemenang pemilu legislatif 2009 itu.
Dalam rekaman video yang terkirim ke Youtube, Selasa (25/6), Hencky secara gamblang membongkar sejarah berdirinya partai yang memiliki andil besar dalam mengantar SBY terpilih menjadi presiden dua periode tersebut.
Menurut Hencky, saat partai demokrat didirikan 10 September 2001, nama SBY tidak tercantum sebagai pendiri apalagi pendorong berdirinya partai, sebab SBY baru bergabung dengan Demokrat 2003.
Itupun, lanjut Hencky, diawali dengan pernyataan SBY yang meminta agar para pendiri dan deklarator menerima kehadirannya sebagai salah satu anggota keluarga besar Partai Demokrat.
“SBY boleh menganggap saya kecil, tetapi SBY harus tau bahwa Hencky Luntungan adalah Pendiri sekaligus Formatur Tunggal Penyusunan Struktur dan Persolania PD 2002,” ujarnya sembari berucap besarnya peran Almarhum Ahmad Yani Wahid dalam proses pendirian PD kala itu.
Hadi Utomo (almarhum) sebagai Ketua Umum kedua berjasa mencatat sejarah menbesarkan Demokrat dengan keberhasilannya meraup suara 20,9 persen pada Pemilu 2009.
Namun, sukses itu anjok pada 2014 dengan perolehan suara 10,19 dan lebih menukik lagi pada 2019 dengan perolehan suara 7,77 persen. “Anjloknya perolehan suara itu pada masa kepemimpinan SBY sebagai Ketum Demokrat.”
Beranjak dari angka-angka tersebut, SBY harus bertanggung jawab secara moral dan organisatoris. “Sebaiknya SBY mundur terhormat sebelum dimundurkan,” tegas Hencky.
Sebagai pendiri, Hencky pun menyoroti banyaknya kader karbitan yang sekitar 60 persen menguasai Demokrat. “Orang-orang yang dipelihara SBY itu adalah penumpang gelap PD yang tidak tau sejarah bahkan dengan ketidaksantunan mengacak-acak PD dari dalam.”
Untuk itu dia mendesak SBY untuk segera menggelar Kongres yang dipercepat untuk menata kembali PD yang terus mengalami kemerototan tajam dari pemilu ke pemilu. (akhir)