Hetifah: Penting Pemuda Sebagai Pendamping Dalam Tanggulangi Covid-19

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, pemuda, olah raga, budaya, parawisata dan ekonomi kreatif mengusulkan agar atlet dan pelatih sebagai pelaku olah raga sebagai penerima skema jaring pengamanan sosial.

“Saya berharap agar atlet dan pelatih tetap memiliki motivasi tinggi. Malah, jika memungkinkan, kita harus berusaha semaksimal mungkin menjadikan mereka salah satu pihak yang diberi kesempatan memperoleh program bantuan dalam jaring pengamanan sosial pada saat pandemic virus Corona (Covid-19,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Hj Hetifah Sjaifudian.

Hal tersebut dikemukakan politisi senior Partai Golkar ini ketika melakukan Rapat Kerja (Raker) secara virtual bersama Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Zainudin Amali beserta jajaran Kemenpora pekan ini. Raker membahas kebijakan keolahragaan dan kepemudaan terkait dampak virus Corona, laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semester pertama 2019 dan evaluasi program dan kegiatan 2019.

Memahami dampak Covid-19 terhadap ekonomi para pelaku olahraga, Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut mengusulkan agar atlet serta pelatih sebagai penerima skema jaring pengaman sosial. Dalam kesempatan tersebut, wakil rakyat Dapil Provinsi Kalimantan Timur ini juga memberikan masukan terkait peran para pemuda dalam pandemik Covid-19.

Sejauh ini, ungkap perempuan aktitifis kelahiran Bandung, 30 Oktober 1964 tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah merekrut 15.000 relawan dari kampus. Namun, masih banyak pemuda yang proaktif seperti menjadi relawan dan menggalang dana yang tidak terserap program Kemendikbut tersebut. “Karena itu, alangkah bagusnya jika Kemenpora bisa memfasilitasi serta mendukung peran pemuda aktif tersebut seperti pengadaan masker dan hand sanitizer.”

Pada kesempatan itu, Hetifah mengusulkan pendirian posko pendampingan masyarakat untuk selanjutnya dimotori para pemuda. Bagaimana para pemuda ini bisa menjadi pendamping masyarakat yang terdampak baik itu korban PHK, usaha bangkrut serta keluarga miskin baru, agar mereka bisa menjangkau berbagai program yang tersedia.

“Seperti kita ketahui, banyak pendaftaran program yang bersifat daring, sehingga banyak masyarakat yg tidak paham cara mengaksesnya. Jika pemuda bisa kita gerakkan melalui posko pendampingan ini, tentu saja akan sangat membantu masyarakat”, demikian Dr Hj Hetifah Sjaifudian. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait