JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Hj Hetifah Syaifudian mengatakan, dunia parawisata harus serius mengatasi wabah pandemi virus Corona (Covid-19) yang melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Soalnya, ungkap politisi senior Partai Golkar itu pada acara Bimbingan Teknis Pengenalan serta Promosi Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Komisi X DPR RI di Hotel Santika Premier BSD City, pekan ini.
Bimbingan teknis tersebut dalam rangka mensosialisasikan protokol Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Lingkungan) atau biasa disingkat dengan CHSE.
Selain Hetifah, juga tampak hadir dalam acara itu Masruroh (Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf RI), Tony Sardjono (praktisi hospitality) dan Dadang Sofyan selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangerang.
Dikatakan Hetifah, pariwisata adalah salah satu industri yang paling terdampak pandemi. Padahal, banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari dunia parawisata. disana. “Karena itu, kita semua harus membuat perubahan dan beradaptasi dengan situasi ini,” kata dia.
Hetifah yang juga merupakan Ketua Panitia Kerja (Panja) pemulihan pariwisata Komisi X DPR RI tersebut menekankan, salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menerapkan protokol CHSE secara ketat.
“Ke depan pariwisata yang berkualitas adalah yang menerapkan CHSE ini. Salah satu rekomendasi Panja pemulihan pariwisata adalah untuk terus melakukan kampanye dan sosialisasi secara masif tentang protokol kesehatan Covid-19 dengan baik,” papar Hetifah.
Wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur yang sebelum duduk di parlemen juga merupakan aktivis perempuan ini berharap, perempuan dapat berperan penting dalam pelaksanaan protokol CHSE.
“Banyak dari pelaku industri pariwisata serta ekonomi kreatif adalah perempuan. Baik itu di industri perhotelan, restoran dan lain-lain. Kami harap mereka dapat diberdayakan sesuai potensinya untuk menerapkan dan mensosialisasikan hal ini,” jelas Hetifah yang juga merupakan Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Sementara itu, Masruroh menekankan protokol ini juga harus diterapkan di industri pariwisata yang bergerak di bidang MICE. “Potensi Indonesia di bidang ini sebenarnya sangat besar. Namun, terdampak cukup parah dengan adanya pandemi. Semogadengan penerapan CHSE yang baik, Indonesia dapat menjadi destinasi MICE utama seperti yang kita harapkan.” demikian Masruroh. (akhir)