Caption:
Kepala Disnakertrans Provinsi Jatim Himawan Estu Bagio mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di acara Kick off pelatihan berbasis kompetensi.
SURABAYA, beritalima.com|
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi Jatim, menggelar acara Kick off pelatihan berbasis kompetensi yang melibatkan lebih dari 250 calon tenaga kerja yang tengah berlatih di 16 UPT BLK (Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja) di berbagai wilayah Jatim.
Himawan menyebutkan bahwa selama ini di lingkup Disnakertrans, belum pernah ada acara serupa yang melibatkan 10 stakeholder di wilayah Jatim. Karena itu, perhelatan akbar ini merupakan bentuk inovasi berbasis kompetensi, diharapkan nantinya para lulusan yang sudah mendapatkan bekal pelatihan ini bisa tertampung di perusahaan-perusahaan.
“Acara hari ini memang sangat istimewa, karena kami mengetahui tahun 2023 ini kan kita baru sembuh dari sakit (istilahnya pasca pandemi Covid-19) untuk memulai mengisi pekerjaan ke depan. Pertama kami ini sebenarnya kerjasama dengan berbagai perusahaan, di ruang ini ada sekitar 9 sampai 10 perusahaan yang hadir, ada KADIN, Bankjatim, BP Jamsostek, Pelindo, dan lain-lain, jadi ada 12 komponen-lah lebih kurang yang saya hadirkan untuk mereka di kick off pelatihan berbasis kompetensi ini,” terang Himawan.
Himawan menjelaskan bahwa tahun 2023 ini menjadi pijakan awal kita merubah konstruksi bentuk pelatihan dengan melakukan proses identifikasi kebutuhan dulu, oleh sebab itu 16 BLK yang hadir hari ini adalah BLK yang kemudian akan mendukung proses itu di seluruh Jawa Timur.
“Yang kedua dengan BPJS Jamsostek semua peserta pelatihan mendapat perlindungan, kita bayar BP Jamsostek supaya kalau ada kecelakaan di jalan salama proses pelatihan 30 hari sampai 40 hari itu, mereka dapat santunan yang full grade oleh BPJS Tenaga Kerja bersama Bankjatim,” sambungnya.
“Sekarang itu apa yang disebut sebagai pemagangan tenaga kerja awal, sehingga nanti lulusan kita di smart bisnis manajemen, kemudian administrasi perkantoran, itu langsung nanti magang di Bankjatim, dan itu adanya di seluruh Jawa Timur. Jadi ini hal yang kita lakukan bersama supaya tenaga kerja kita tahun 2023 ke depan lebih siap, ini bagian pertama,” lanjutnya.
“Yang kedua kita juga akan memberi satu brand yang sungguh Disnaker ini adalah yang paling aware dengan disabilitas, oleh sebab itu beberapa siswa kita hadirkan di sini dan setiap pelatihan kita menghadirkan disabilitas bersama perusahaan-perusahaan yang akan menampung nantinya,” tandasnya.
Menurut Himawan ada 2 misi yang diharapkan bisa segera direalisasikan. Yang pertama adalah mendukung pelatihan, dan yang kedua itu nanti mendukung penempatan, sehingga dari hasil anak-anak melakukan pelatihan ini dari 85% kita harapkan 80% tertampung di pekerjaan formal.
Himawan menambahkan, unit layanan disabilitas secara khusus menyiapkan ada dua bentuk, disabilitas fisik dan disabilitas mental.
“Yang disabilitas fisik kita sudah jalan bagus, sementara yang disabilitas mental ini yang sedang kita carikan induk yang bisa mendidik. Karena kita enggak punya kompetensi itu, tetapi semua kawan-kawan melalui KMB komisi nasional disabilitas akan melatih tenaga kerja disabilitas mental ini. Bagaimana memperlakukan disabilitas khususnya yang down syndrome atau disabilitas mental, karena mereka juga warga kita. Ya mungkin mereka tidak sempurna, tapi pasti punya ada kelebihan yang harus kita explore,” tukasnya.
Himawan mengakui jika perhelatan Kick off pelatihan berbasis kompetensi ini selama masa gubernur-gubernur yang terdahulu belum pernah dilakukan.
“Menurut saya, ini menandai bahwa hari ini menjadi tanda bahwa Disnaker itu bukan dinas kering dan dinas transit,” pungkasnya.(Yul)