SURABAYA, Beritalima.com|
Kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagiyo mengungkapkan bahwa pihaknya selama awal Januari sampai September tahun ini, sudah menempatkan sekitar 80.000 lebih, tenaga kerja di berbagai daerah, baik di wilayah Jatim maupun mancanegara.
“Jadi kan sebenarnya angka pengangguran itu kalau yang diselesaikan Disnaker itu sebenarnya mencegah untuk bertambahnya pengangguran, jadi lulusan SMA SMK yang baru lulus itu atau yang D3 itu kita latih untuk kita tempatkan. Prinsip-prinsip kita itu untuk mencegah pengangguran,” ucap Himawan.
Himawan menuturkan, untuk penempatan itu sampai sekarang sudah sekitar 80 ribuan sampai bulan September ini. Karena penempatan ada dua dalam dan luar kota.
“Kalau kita bicara dalam itu kan antar daerah. Antar daerah kelemahannya anak-anak sekarang penempatan itu perlu didorong untuk berani keluar dari daerahnya. Itu yang kemudian menjadi kendala, karena sebagian besar anak-anak muda ini mengundurkan diri setelah mendapatkan tugas keluar daerah,” tutur Himawan.
Menurut Himawan dengan adanya kesempatan-kesempatan kerja yang luas sekarang dengan investasi yang baik di semua daerah, sekarang sudah banyak pekerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan besar yang ada di luar daerah.
“Jadi kalau kita bicara pengangguran itu, definisinya berbeda. Pokoknya mereka kerja nerima upah itu tidak nganggur. Dan sekarang juga banyak anak-anak yang sering kali kerja mandiri seperti melakukan sesuatu yang menghasilkan uang jadi kreatifitas mereka. Misalnya jualan online, membuat produk sendiri dengan
mengikuti pameran-pameran, mereka menciptakan ekonomi kreatif itu juga disebut pekerja, bukan pengangguran,” tandasnya.
“Kalau itu bisa dihitung saya yakin lebih banyak yang bisa kemudian dikatakan tidak menganggur. Karena penghasilan mereka juga enggak kecil, nah Jawa Timur itu sebenarnya punya pola kerja keroyokan untuk mengentaskan kemiskinan dan menurunkan pengangguran. Misalnya UMKM kawan-kawan Dinas Koperasi, Disperindag, Pariwisata, Disnaker saling bersinergi, lintas sektoral, untuk memberdayakan masyarakat. Sehingga semua potensi yang dimiliki oleh masyarakat ini bisa tersalurkan, untuk kemudian kita Fasilitasi ijin-ijin legalitasnya,” terang Himawan.
“Kerja bersama antar dinas lintas sektoral ini dengan berkoordinasi, harapannya ke depan ya saya kira model yang sudah kita lakukan ini terus kita sinergikan.Termasuk diantaranya bersama BPJS ketenagakerjaan, memberikan jaminan supaya orang yang melakukan pelatihan ini mendapatkan jaminan jika terjadi
kecelakaan,” pungkasnya.(Yul)