JAKARTA, Beritalima.com– Kongres Partai Demokrat dengan salah satu agenda untuk memilih Ketua Umum Partai Demokrat yang saat ini masih disandang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan digelar Mei tahun depan.
Namun, DPP Partai Demokrat belum memustuskan tanggal dan tempat penyelenggaraan agenda resmi lima tahunan partai berlambang ‘Bintang Mercy tersebut. “Kongres sebelumnya dilangsungkan di Bali 2015. Kongres berikutnya Mei tahun depan,” kata Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan.
Hal tersebut dikatakan anggota Komisi III DPR RI dari Dapil Sumatera Utara I ini dalam Dialetika Demokrasi bertema ‘Regenerasi Partai Politik Basa-basi atau Harga Mati’ di Press Room Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/6).
Di luar itu, Hinca memastikan tidak ada Kongres Luar Biasa (KLB) seperti desakan sejumlah pendiri sekaligus deklarator dan kader Partai Demokrat yang disuarakan berbagai media beberapa hari belakangan ini.
Sejumlah pendiri sekaligus deklarator dan kader tersebut mendesak Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera meletakkan jabatannya karena kondisi partai berlambang Bintang Mercy itu semakin memprihatinkan belakangan ini termasuk hasil kurang memuaskan pada pemilu serentak 17 April lalu. “Saya pastikan tidak ada KLB,” kata Hinca.
Siapa yang bakal menggantikan posisi Ketua Umum Partai Demokrat selepas SBY? Hinca dengan tegas menyebutkan, banyak calon yang mempunyai kemampuan sebagai penerus kepemimpinan partai.
“Salah satunya ada nama Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Beliau memang dipersiapkan untuk eksekutif, sedangkan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas disiapkan di legislatif. Terus terang, AHY memang disiapkan untuk memimpin Partai Demokrat pasca 2020,” kata Hinca.
Jadi, jelas dia, Partai Demokrat konsisten dengan aturan siklus lima tahunan.
Bahkan untuk melahirkan figur pemimpin baru, Partai Demokrat sudah melakukan, misalnya, AHY disiapkan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017. “Ibarat ayam, telurnya pecah dari dalam dan keluarlah anak ayam. Itu terbukti pencalonan AHY tidak membawa perpecahan atau konflik di internal Partai Demokrat,” jelas dia.
Lebih jauh dikatakan, ke depan sudah tak ada waktu kosong buat partai politik (parpol) termasuk Partai Demokrat. Semua parpol harus menyiapkan diri untuk menghadapi 270 Pilkada serentak 2020.
Memang selalu terjadi dinamika politik di internal Partai Demokrat sebagai parpol penyeimbang. Walau mendapat banyak kritik, Demokrat 2004 meraih suara 7,5 persen (kursi DPR), 2009 melejit dengan raihan 21 persen dengan 148 kursi dan 2014 turun menjadi 10,1 persen dan pemilu 2019 (7,7 persen) dengan 54 kursi DPR RI.
“Itulah pilihan rakyat. Sebagai penyeimbang, Demokrat pun mengingatkan kampanye Prabowo di GBK April 2019 lalu untuk tidak menerapkan politik identitas,” demikian Hinca Pandjaitan. (akhir)