JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta mendesak zionis Israel dan Palestina segera melakukan gencatan senjata, mengakhiri perang yang terjadi sejak 10 Mei lalu.
Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) era kedua Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut mengaku prihatin dengan terus bertambahnya korban tewas dan luka-luka di kedua belah pihak, terutama warga sipil Palestina yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
“Demi melindungi warga sipil yang sudah terlalu banyak menjadi korban di kedua belah pihak, kami meminta agar Pemerintah Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta agar kedua pihak yang bertikai segera melakukan gencatan senjata dan menghentikan tindak kekerasan,” kata Anis dalam keterangan pers, Rabu (19/5).
Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengecam serangan Israel atas Palestina, karena tak sedikit perempuan dan anak-anak yang menjadi korban akibat agresi ini. Untuk itu, dia meminta agresi Israel dihentikan.
“Indonesia mengutuk serangan Israel yang telah menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Agresi Israel harus dihentikan,” ucap Jokowi lewat akun Twitter resminya @jokowi, Sabtu (15/5).
Hingga Rabu (19/5), serangan udara Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza telah menewaskan 221 orang. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, 63 korban adalah anak-anak dan 36 lainnya perempuan.
Dilansir dari laman Anadolu Agency, serangan udara terbaru Israel juga melukai beberapa warga Palestina, yang menjadikan total korban luka sejauh ini menyentuh 1.507. Di kubu Israel, serangan roket kelompok Hamas menewaskan 10 orang, dua di antaranya anak-anak.
Ketegangan Israel dengan Palestina di Yerusalem pemicunya aksi saling serang saat ini. Hamas meluncurkan roket sebagai bentuk protes atas aksi kekerasan pasukan Israel di Sheikh Jarrah dan kompleks Masjid Al-Aqsa selama Ramadan.
Ketegangan akhirnya berpindah dari Yerusalem Timur ke Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina di sana bersumpah untuk membalas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah, jika Isarel tidak menghentikan tindakannya. Israel membalas roket Hamas dengan serangan udara sejak 10 Mei lalu hingga saat ini.
Komunitas internasional terus menyerukan dilakukannya gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Berbagai aksi protes atas serangan Israel juga digelar di berbagai kota di AS dan negara-negara Eropa termasuk Jerman dan Inggris. Namun, kedua kubu masih terlibat aksi saling serang.
Prancis dikabarkan telah mengusulkan proposal resolusi gencatan senjata di PBB. Proposal itu didukung Mesir dan juga Yordania. Presiden AS, Joe Biden juga dikabarkan telah berkomunikasi dengan Israel dan Mesir untuk menyampaikan dukungannya atas gencatan senjata.
Gelora menyampaikan, gencatan senjata mutlak bukan saja menghentikan semakin banyak korban yang berjatuhan di kedua belah pihak. Namun, juga sebagai langkah awal agar kedua pihak kembali berunding untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan itu secara adil dan damai.
Langkah paling penting, kata pria kelahir Welado, Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968 itu, yang harus diambil saat ini gencatan senjata penuh, karena tidak bisa terus membiarkan korban berjatuhan di kedua belah pihak.
“Namun, gencatan senjata harus ditindaklanjuti dengan upaya nyata untuk membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan agar sebuah solusi dua negara yang adil dan damai, Israel dan Palestina yang sama-sama merdeka dan berdaulat, dapat tercapai,” lanjut Anis.
“Semoga gencatan senjata dapat segera diwujudkan karena setelah itu sebuah pekerjaan berat menanti kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia, untuk bersama-sama berkolaborasi dalam upaya mewujudkan negara Palestina merdeka,” demikian Muhammad Anis Matta. (akhir)