Hindari Perpecahan Anak Bangsa, Politisi Senior Golkar Ajak Kembali Pahami Pancasila

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan, sejumlah kekisruhan maupun keributan yang terjadi belakangan ini di tanah air tidak perlu terjadi asalkan seluruh anak bangsa konsisten terhadap nilai-nilai kebangsaan yang diperjuangkan para pendiri bangsa pada masa lalu.

Jika semua anak bangsa meyakini Pancasila tersebut sebagai alat untuk pemersatu bangsa Indonesia, ungkap Agun dalam keterangannya kepada Beritalima,com, akhir pekan lalu potensi perpecahan sesama bangsa itu dipastikan dapat dihindari. Hal tersebut dikatakan Agun menanggapi meningginya tensi politik di tanah air belakangan ini,

“Kita ingin menanamkan, nilai-nilai yang sudah diperjuangkan, ditegakan dan dilahirkan dari the founding fathers kepada seluruh anak bangsa di tanah air. Sebetulnya, fenomena yang terjadi sampai hari ini seperti ribut, mau perang saudara, saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, itu sebenarnya tidak perlu terjadi,” kata anggota Komisi XI DPR RI ini.

Karena itu, ungkap Agun yang sudah enam periode mendapat kepercayaan menjadi wakil rakyat dari Dapil X Provinsi Jawa Barat itu, semua harus kembali memahami dan meyakini Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Dan, Bhineka Tunggal adalah sebuah fakta, bangsa Indonesia mempunyai latar belakang keberagaman suku, agama, ras dan bahasa.

“Kita anak bangsa dipersatukan negara Indonesia yang punya ideologi, konstitusi, bentuk negara dan semboyan. Jadi, untuk apa kita ribut, karena sesungguhnya ideologi nasional kita itu lebih mengedepankan toleransi,” terang Agun mengingatkan.

Sejumlah aksi massa yang terjadi di beberapa daerah belakangan ini, Agun mengatakan hal tersebut tidak bakal terjadi jika semua pihak itu konsisten memahami Pancasila milik bersama. Pancasila itu adalah rumah bersama, yang nilai-nilainya sebagaimana sila-sila yang ada.

“Nah, sekarang dimana salah dan betulnya, tentu masing-masing mencoba meninstropeksi diri. Apakah aksi atau aktivitas tersebut sudah betul-betul membawa nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai kemanusian, apa tidak lebih menonjolkan egoisme, ya itu silahkan. Apalagi di masa pandemi sekarang ini, apakah itu membawa kemaslahatan untuk umat,” demikian Agun Gunandjar Sudarsa. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait