Hingga Agustus, Aset BPR di NTT Capai Rp 663,06 miliar

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT menggelar kegiatan Coaching Clinic Laporan Berkala BPR (LBBPR) di Kupang, Kamis (2/11).

Acara yang berlangsung di Kantor Perwakilan BI NTT tersebut dibuka Direktur Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan BI Pusat Wahyudi Santoso dan dihadiri puluhan peserta dari BPR se-NTT.Kepala Perwakilan BI NTT, Naek Tigor Sinaga mengatakan, jumlah BPR yang berada di NTT sebanyak 11 BPR dengan jumlah kantor sebanyak 15 unit yang tersebar di daratan Sumba, Flores dan Timor.

“ Kami juga menyambut baik perkembangan – perkembangan yang dicapai oleh BPR. Dimana dari periode 2015 – 2017, baik aset DPK maupun Kredit dari BPR terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dari tahun ke tahun”, kata Tigor.

Apabila dibandingkan dengan Bank Umum pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit BPR tercatat selalu berada di atas pertumbuhan Bank Umum. Dia mengatakan, sampai dengan Agustus 2017, Aset BPR mencapai Rp 663,06 miliar atau tumbuh sebesar 18,77 persen (yoy) dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Aset Bank Umum yang sebesar 10,68 persen (yoy). Disamping itu, pertumbuhan DPK dan Kredit BPR pada Agustus 2017 juga mengalami peningkatan masing – masing sebesar 16,44 persen dan 26,95 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Bank Umum yang sebesar 7,07 persen dan 14,24 persen(yoy). Namun demikian yang perlu diwaspadai adalah angka makro kredit macet atau NPL yang tinggi yakni sebesar 6,98 persen.

Selanjutnya Tigor menambahkan, melihat kinerja perbankan yang cukup menggembirakan tersebut, tentunya terjadi peningkatan kompleksitas pekerjaan direksi maupun pegawai dalam mengelola BPR. “ Sesuai dengan informasi yang kami dapatkan, ternyata sebagian besar BPR di NTT masih menemui kendala dalam melakukan pelaporan akibat masih kurangnya pemahaman SDM terkait teknis pelaporan”, ujarnya.

“ Dengan adanya Coaching Clinic ini, BPR dapat melakukan pelaporan secara benar, akurat, dan utuh serta sesuai dengan ketentuanyang berlaku. Selain itu, tidak menutup kemungkinan dalam kegiatan rekan – rekan dari BPR dapat melakukan sharing mengenai kendala dan permasalahan yang dihadapi selama ini”, kata Tigor menambahkan.Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Winter Marbun mengatakan berdasarkan jumlah kantor BPR, saat ini terdapat11 Kantor Pusat BPR dan empat Kantor Cabang BPR yang melakukan pelaporan setiap bulannya. “ Pada tahun ini, kami sedang memproses izin pendirian satu unit BPR tambahan di NTT di Kota Kupang, yang nantinya akan ikut serta dalam pelaporan berkala BPR”, kata Winter. Winter mengatakan, pada tahun ke-4 OJK hadir di Provinsi NTT, OJKterus berupaya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan sesuai yang diamanatkan Undang – Undang, yakni melakukan pengawasan/pemeriksaan secara berkala setiap tahun, baik pemeriksaan off site, dan pemerinksaan in site, pemeriksaan umum maupun pemeriksaan khusus. Dalam melaksanakan pemeriksaan off site, laporan bulanan yang dilaporkan oleh BPR inilah yang menjadi salah satu bahan pengawasan pengawas, selain laporan – laporan rutin dan non rutin
lainnya. Begitu juga dengan pengawasan on site, dimana selain memeriksa dokumen – dokumen, sumber informasi pengawas dalam melakukan pemeriksaan tetap mengacu/menyesuaikan pada laporan yang disampaikan BPR.Direktur Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan BI Pusat Wahyudi Santoso mengatakan, dari jumlah 3.673 pelapor sekitar 3.400 lebih sudah patuh laporan dan tepat waktu, sehingga pihaknya ingin memastikan akurasi. “ Jadi mudah – mudahan dengan Clinic seperti ini semangatnya mengandalkan off site tidak bisa ditawar. Akurasi laporan sesuatu menjadi sangat central, dan terutama dalam konteks pembangunan daerah. Sehingga infrastruktur keuangan di daerah harus kita dukung. Apakah itu, Bank Umum dan BPR maupun pihak pemerintah Kospinnya ”, katanya. Dikatakannya, pihak BI dan OJK terus berkoordinasi baik di level pusat maupun di daerah. Karena satu data dari BPR ini adalah sangat bermanfaat bagi BI, baik dari OJK daerah maupun OJK Pusat. Karenaitu menjadi sangat penting untuk mengawal pelaporan tersebut.“ Saya mengapresiasi teman – teman BPR yang selama ini melaporkannya dengan baik”, ujarnya. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *