Oleh :
DR.dr.Robert Arjuna FEAS*
Hipertensi sdalsh silent killer seperti yang dialzmi ole pak Salim tak pernah terasa sakit tiba tiba tendi naik dan janyung bergerak cepat mati dan hal yang szma oleh bu Merry tensi naik tinggi mulut miring ke kiri karena stroke dan bu Emmy karena tensi tinggi badan tak bisa gerak mulut juga miring ke kanan.
Dunia mengingatkan pentingnya mengecek tekanan darah secara berkala dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia pada 17 Mei. dinobatkan sebagai hari hipertensi sedunia. Dengan tema yaitu :(“Measure Your Blood Pressure, Control It, Live Longer !yang artinya mengajak kita rajin mengontrol tekanan darah secarz rutin ,untuk hidup lebih lama!), Masyarakat diimbau untuk menjaga tekanan darah dengan cara memantaunya secara teratur. Sehingga tekanan darah dapat dikendalikan dan komplikasi stroke yang dapat membuat cacat dan kematian dapat dicegah sedini mungkin.Kenapa hipertensi dikenal sebagai ” silent killer ” dan sangat ditakuti?
Hipertensi bisa mengancam komorbiditas penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes hingga stroke. Namun sayangnya, sampai saat ini kepedulian terhadap hipertensi dan kesadaran akan pencegahan sekaligus pengobatannya di Indonesia masih rendah.
Sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya telah menderita hipertensi sehingga jarang mendapatkan pengobatan. Riskesdas pada 2018 mencatat sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1 persen penduduk di Indonesia menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi tersebut, hanya sebesar 8,8 persen terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4 persen dari yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat.
President Indonesian Society of Hypertension (InaSH) atau Perhimpunan Dokter Hipertensi (PERHI) dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM mengatakan, hipertensi merupakan masalah kesehatan global, yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan. Hipertensi adalah pembunhb diam-diam dan tidak bergejala (silent killer).
APA ITU HIPERTENSI ?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) masih menjadi momok bagi sebagian orang. Penyakit minim gejala ini berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi mematikan. Tak salah jika tekanan darah tinggi biasa dikenal dengan julukan “the Silent Killer.”
Hipertensi merupakan penyebab paling umum terjadinya kardiovaskular dan merupakan masalah utama di negara maju maupun berkembang. Kardiovaskular juga menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya.
Hipertensi di Indonesia
Di Indonesia, berdasarkan dara Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi tertinggi terjadi di Bangka Belitung (30,%) dan yang terendah di Papua (16,8%). Sementara itu, data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4%.
Menurut data Riskesdas 2013 penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas, sebesar
1.36,3% merokok,
2.93,5% kurang konsumsi buah dan sayur,
3.52,7% konsumsi garam lebih dari 2 ribu mg/hari,
4.15,4% obesitas, dan 26,1% kurang aktifitas fisik.
TANDA & GEJALA HIPERTENSI
1.Sakit kepala dan kaku kuduk
2.badanLemas dan suka marah marah tanpa alasan
3.Masalah dalam penglihatan,pandangan kabut
4.Nyeri dada dan Sesak napas
5.Aritmia
6.Adanya darah dalam urineĺ
FAKTOR RESIKO PEMUCU HIPERTENSI
1.Usia. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
2.Keturunan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat darah tinggi
3.Obesitas.
4.Asupsi makan garam terlalu banyak. atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang mengandung kalium.
5.Kurang aktivitas fisik dan olahraga.
6.Merokok dan minuman alkohol
BATASAN HIPERTENSI
AHA(America Heart Assosiation) membedakan Hiprertensi atas
Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.
Hipertensi tingkat 3 : 160/100 atau lebih
Secara klinis Hipertensi terbagi atas
A.Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya secara pasti.
B.Hipertensi sekunder umumnya disebabkan oleh berbagai kondisi seperti:
1.Penyakit ginjal
2.Kehamilan
3.Penyakit kelenjar tiroid
4,Tumor kelenjar adrenal
5.Kelainan bawaan pada pembuluh darah
6.Kecanduan alkohol
7.Penyalahgunaan NAPZA
8.Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).
9.Konsumsi obat tertentu,(obat penurun panas, pereda rasa sakit, obat batuk pilek, atau pil KB dll)
Diagnosa :
Hipertensi dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah. Karena hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala dan lebih sering dialami oleh seseorang yang lanjut usia. Orang dewasa, terutama yang berusia di atas 40 dan berisiko tinggi, disarankan setidaknya melakukan pemeriksaan darah setiap tahun.
Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah. Dalam pencatatannya, tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi.
Mengukur Tekanan darah iku petunjuk pelaksana,kalau tidak akan bias tidak sesuai kondisi penderita.
Syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi sebelum mengukur tekanan darah.:
1.Pasien tidak boleh (berolahraga, merokok,minum kafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan.
2.Pasien diminta untuk duduk dengan tenang di kursi, dengan kaki berpijak pada lantai.
3.Pastikan buang air kecil sebelum melakukan pemeriksaan darah.
4.Baik dokter maupun pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan dilakukan.
5.Lepas pakaian yang menutupi area pemasangan manset.
6.Tekanan darah diukur pada kedua lengan dan dianjurkan lengan kiri
7.Pengukuran tekanan darah diulang minimal 2 kali dengan jedah waktu 1-2 menit.
Pemeriksa Penunjang Diagnosa :
1.pemeriksaan darah, urin, atau foto Rontgen.
2.EKG dan Ecchocardiografi
PENGOBATAN & PENCEGAHAN
A.Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat !
1.Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu pola makan dengan lebih banyak makan buah, sayur-sayuran, susu rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan, dibandingkan dengan daging merah dan makanan yang mengandung lemak jenuh serta kolesterol tinggi.
2.Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
3.Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
4.Menurunkan berat badan.
5.Berhenti merokok, mengurangi konsumsi minuman beralkohol dan Kafein
6.Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Cara-cara di atas bisa dilakukan dengan atau tanpa dibarengi konsumsi obat anti hipertensi. Meski demikian, penerapan gaya hidup sehat lebih awal bisa membuat penderita terhindar dari konsumsi obat anti hipertensi.
B.Penggunaan Obat-obatan.
Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat untuk seumur hidup. Namun, dokter bisa menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan jika tekanan darah penderita sudah terkendali dengan mengubah gaya hidup.
Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat dalam dosis yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter jika ada efek samping yang muncul. Beberapa obat yang digunakan untuk menangani hipertensi antara lain:Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Sampai detik ini obat Hipertensi yang beredar di pasaran ada 6 golongan yang masing memiliki keunggulan dalam menurunkan Hipertensi di antaranya:
1.Golongan Diuretik.Berfungsi buang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Di antara jenis obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.(HCT)
2.Golongan Calcium Antagonis .Bergungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah. contoh obat ini adalah amlodipine dan nifedipine dan lain lain.
3.Golongan Beta blocker.Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh dan memperlambat detak jantung. Contoh obat golongan beta-blocker adalah atenolol dan bisoprolol.
4.Golongan ACE inhibitor. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan cara membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini adalah captopril dan ramipril.
5.Golongan Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Berfungsi obat ini hampir sama dengan ACE inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh darah menjadi rileks, sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan secara bersamaan. Contoh obat ini adalah losartan dan valsartan.
6.Renin inhibitor Berfungsi menghambat kerja renin, yaitu enzim yang dihasilkan ginjal dan berfungsi menaikkan tekanan darah. Contoh obat penghambat renin adalah aliskiren.
EFEK YANG DITIMBULKAN AKIBAT HIPERTENSI TAK TERKENDALI BAIK !
1.Aterosklerosis.
Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
2.Kehilangan penglihatan.
Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh darah di mata.
3.Terbentuk aneurisma.
Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah dan melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan menyebabkan kematian.
4.Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal.
5.Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
6.Demensia vaskuler. Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.
PENCEGAHAN HIPERTENSI
Ungkapan kata “mencegah lebih baik dari pada mengobati !” tetap berlaku sepanjang masa. ada tiga cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :
1.Pencegahan Pola hidup sehat
Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting dalam pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko tinggi terkena penyakit hipertensi.
seperti :merokok, minum alkohol, suka makan enak alias banyak mengandung kolesterol, makanan yang gurih dengan kadar garam berlebih, minuman berkafein, dll. Sementara pada saat yang sama kurang berolahraga atau kurang beraktifitas, sering stress, minim air putih, serta kurang makan buah dan sayuran.
2.Pencegahan dengan rutin medical check up
Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau pun gaya hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter atau tenaga medis lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi adalah pra kondisi bagi penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian, mencegah darah tinggi berarti pula mencegah diri kita dari penyakit lain.Jika dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau gejala hipertensi, seorang dokter akan memberikan advise penanganannya. Sebaliknya jika tidak ditemukan gejala apapun, toh apa yang kita lakukan tak ada salahnya, bukan ?
3.Pencegahan hipertensi dangan gaya tradidional
Walaupun perkembangan dunia kedokteran yang begitu pesat dan update, namum kita tak akan tinggal dengan gaya tradisional dalam mengobati Hipertensi diantaranya :
mentimun, bawang putih, daun seledri, belimbing, pace atau mengkudu, pepaya, selada air, cincau hijau dan lain-lain. beberapa tanaman diantaranya sudah diteliti dan diuji secara medis dan diakui berkhasiat.
Cara tradisional lain yang juga dapat menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya terapi bekam. Bekam merupakan cara tradisional yang sudah sangat terkenal, dan bermanfaat untuk pencegahan berbagai macam penyakit.
RANGKUMAN :
1.Hipertensi tak mengenal jenis kelamin dan bisa muncul kapan saja
2.Faktor yang dapat berkontribusi pada hipertensi, seperti usia, gaya hidup, pola makan, riwayat kesehatan keluarga, dan beberapa kondisi kesehatan.
3.Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hipertensi adalah mengubah gaya hidup dengan mengonsumsi makanan sehat dengan sedikit garam dan kalium tinggi .perlu melakukan olahraga teratur, mengurangi konsumsi alkohol, dan mengurangi rokok untuk menurunkan tekanan darah ke tingkat normal.
Jika kita sadar bahwa hipertensi dapat sangat berpengaruh pada hidup, maka diharapkan mengubah gaya hidup menjadi lebih baik akan semakin mudah. Kita bisa mulai dari diri sendiri dan selalu mengingatkan orang terkasih.
Saudara.. Sehat itu kaya ! Tinggal pilih mana, mau sehat dan jauh dari kemungkinan darah tinggi, atau tetap dengan gaya dan pola hidup yang beresiko ?
Demikian sajian artikel yang saya tulis,ini turut menyambut Hari Hipertensi Sedunia dan membawa manfaat bagi anda dalam mewijudkan Anda Sehat Kami Bangga!
Sekilas info,Semoga bermanfaat !
RobertoNews :1555《23.9.22(07.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan