Historis Berbangsa Bernegara Bangsa Indonesia Luar Biasa, Teras: Saatnya Penerus Memelihara

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Sumber Daya Manusia (SDM) Nusantara merupakan langkah awal dalam membangun kebanggan rakyat Indonesia. Itu dimulai 1908 yang ditindaklanjuti melalui Sumpah Pemuda 1928.

Tidak berhenti sampai disitu, ungkap anggota MPR RI dari kelompok DPD RI, Agustin Teras Narang, 1 Juni 1945 para Founding Fathers berikrar membuat landasan idiologi agar dari Sabang sampai Merauke bersatu dan beridiologi satu yang dikenal dengan Panca Sila.

Hal itu dikatakan politisi senior kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 12 Oktober 1955 dalam diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema Budaya Panca Sila, Gotong Royong Untuk Indonesia Maju di Press Room Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta,
Rabu (6/11).

Dikatakan Gubernur Kalimantan Tengah dua periode ini, setelah ada idiologi serta tidak berselang lama Soekarno dan Mohammad Hatta didorong memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

“Jadi, historis berbangsa bernegara bangsa Indonesia sangat luar biasa. Dan, sehari setelah Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan, Indonesia punya landasan konstitusional 1945. UUD 1945 tidak ada begitu saja, tetapi melalui proses terstruktur, sistematis dan masif walau pelaku 1908, 1928 dan 1945 itu berbeda-beda,” kata Teras.

Kalau melihat kondisi konsttitusi dengan landasan ideologi, jelas Teras, ini bukan pekerjaan main-main terutama bagaimana cara memperkuatnya akibat Indonesia itu beragam baik itu wilayah, suku, bahasa dan agama. “Satu-satunya jalan untuk memperkuat dengan kebudayaan. Di Kalimantan Tengah selalu saya katakan, kalau berbudaya berarti kita beradat.”

Jadi, lanjut dia, cintai apa yang sudah dilakukan para pendahulu kita. “Mereka menciptakan tarian, ornamen, tato, itu semua ada maknanya.

Jadi, kalau kita berbiocara masalah Bangsa dan Negara tidak terlepas dari nilai historis, nilai kebudayaan dan kemudian kita harus mengisi kemerdekaan yang dicetuskan 17 Agustus 1945,” harap anggota DPR RI 1999-2004 ini.

Dikatakan, kemajuan tidak akan bisa kita raih dengan baik tanpa landasan kebersamaan. “Saya merasakan itu ketika menjadi pelayan rakyat di Kalimantan Tengah 10 tahun. Alhamdulillah aman karena didasarkan kebersamaan, keinginan yang sama tanpa membedakan kamu siapa dan dari mana,” demikian Agustin Teras Narang. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *